Jumat 16 Jun 2023 15:21 WIB

Leptospirosis di Kulonprogo Capai 50 Kasus, 8 Penderita Meninggal

Kasus leptospirosis terbanyak 2023 di Kapanewon Girimulyo dan Nanggulan.

Leptospirosis
Foto: wikipedia.org
Leptospirosis

REPUBLIKA.CO.ID, WATES -- Dinas Kesehatan Kabupaten Kulonprogo, Daerah Istimewa Yogyakarta, (DIY) melaksanakan survei vektor leptospirosis di Kecamatan/Kapanewon Girimulyo dan Nanggulan karena jumlah kasus leptospirosis di wilayah itu cukup tinggi.

Kepala Bidang Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Dinkes Kulonprogo Rina Nuryati mengatakan perkembangan kasus leptospirosis pada 2023 mengalami kenaikan tajam dibandingkan tahun sebelumnya sebanyak 22 kasus dengan tiga  kematian.

Ia mengatakan situasi leptospirosis sampai akhir Mei 2023 sebanyak 50 kasus dengan delapan kematian (CFR 16 persen) melebihi situasi normal nasional 15 persen.

"Untuk mengetahui sumber penularan maka dilakukan survei vektor dengan memasang perangkap tikus (trap) di dua wilayah Girimulyo dan Nanggulan. Harapannya kasus leptospirosis di wilayah ini dapat ditekan," katanya.

Ia mengatakan kasus leptospirosis terbanyak 2023 di Kapanewon Girimulyo dan Nanggulan. Untuk mengetahui sumber penularan maka dilakukan survei vector dengan memasang perangkap tikus (trap) di dua wilayah yaitu Dusun Wadas (Girimulyo) pada 15 dan 16 Juni 2023 serta Kalurahan Jatisarono (Sentolo) pada 24 dan 25 Juni 2023.

Tikus-tikus yang terperangkap kemudian diambil darah dan ginjalnya untuk diperiksa ke Balai Besar Litbang Vektor dan Reservoir Penyakit (B2P2VRP) Salatiga. Kegiatan ini bekerja sama dengan Balai Besar Teknik Kesehatan Lingkungan dan Pengendalian Penyakit (BBTKLPP) Yogyakarta.

"Sebelum dilakukan pemasangan traping tikus, dilakukan wawancara perilaku masyarakat dengan Kerjasama dari Himpunan Ahli Kesehatan Lingkungan Indonesia (HAKLI) Kulonprogo," kata Rina Nuryati .

Sementara itu, Kepala Dinas Kesehatan Kulonprogo Sri Budi Utami mengatakan leptospirosis merupakan penyakit zoonosis. Penyakit ini menular ke manusia melalui kulit yang lecet. Jika tertular, pasien akan merasakan gejala seperti demam, sakit kepala dan nyeri otot.

Apabila merasakan gejala itu, masyarakat diminta segera memeriksakan diri ke puskesmas atau rumah sakit. Ia juga mengimbau kepada masyarakat ikut serta mencegah dengan menerapkan perilaku hidup bersih dan sehat (PHBS) seperti cuci tangan setelah beraktivitas.

"Kami juga mengimbau masyarakat menjaga kebersihan lingkungan, pengendalian binatang rodent (tikus), dan menutup tempat penampungan air," ujarnya.

sumber : Antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement