Jumat 16 Jun 2023 21:15 WIB

Pengembangan Komoditas Kedelai Sleman Gandeng Perguruan Tinggi

Petani di Sleman mendapat bantuan pengembangan kedelai seluas 242 hektare.

Petani kedelai tengah memanen hasil tanamannya (ilustrasi).
Foto: Antara/Asep Fathulrahman
Petani kedelai tengah memanen hasil tanamannya (ilustrasi).

REPUBLIKA.CO.ID, SLEMAN -- Bupati Sleman DIY, Kustini Sri Purnomo melakukan Gerakan Tanam Kedelai 2023 di Bulak Kelompok Tani Sido Mulyo, Ketandan, Madurejo, Prambanan, untuk memotivasi petani kedelai di wilayah itu.

Pada kesempatan tersebut, bupati sekaligus menyerahkan Dokumen Kajian Akademik Rancangan Peraturan Bupati tentang Pengembangan Pertanian Organik Berbasis Kawasan.

Kustini mengatakan, Pemkab Sleman mendukung pengembangan komoditas kedelai dengan melibatkan ahli-ahli pertanian dan perguruan tinggi di Sleman.

"Pengembangan komoditas kedelai hendaknya dilakukan secara multiple helix sehingga diharapkan produktivitas kedelai dalam negeri meningkat dan mengurangi impor kedelai sehingga petani kita sejahtera," katanya.

Ia berharap melalui Raperbup Tata Kelola Pertanian Organik dari Universitas Gadjah Mada (UGM) Yogyakarta ini dapat menambah semangat dan motivasi petani kedelai agar meningkatkan produktivitas serta memacu pertanian organik di Sleman.

Direktur Fasilitas Riset dan Rehabilitasi Pendidikan LPDP Wisnu Sardjono mendukung Program Riset Produktif Inovatif (Rispro) LPDP untuk diterapkan di Sleman.

Ia mengatakan produksi kedelai harus diperhatikan tata niaganya untuk melindungi masuknya kedelai impor agar tidak mengganggu stabilitas kedelai lokal. "Saya senang LPDP bisa berperan dalam pembangunan Sleman," ujarnya.

Kepala Dinas Pertanian Pangan dan Perikanan Sleman Suparmono mengatakan melalui Dana APBN Tugas Pembantuan Tanaman Pangan Dinas Pertanian Ketahanan Pangan DIY 2023, petani di Sleman melakukan perluasan tanam dan mendapat bantuan pengembangan kedelai seluas 242 hektare yang dikelola 29 kelompok tani 10 kalurahan di empat kapanewon.

"Dengan bantuan senilai total Rp 431,970 juta ini diharapkan memotivasi dan membangkitkan semangat petani bertanam dan meningkatkan produksi kedelai," kata dia.

Bantuan yang diterima antara lain benih Anjasmoro 50 kg per hektare, NPK 50 kg per hektare, pupuk hayati tiga liter per hektare, Bio Pestisida satu liter per hektare.

"Peningkatan produksi kedelai dilakukan dengan cara memperkuat tumbuh tanaman melalui penggunaan bahan-bahan ramah lingkungan yaitu pupuk organik, pupuk hayati, bio pestisida dan pestisida hayati sehingga lahan menjadi subur, lingkungan lestari dan produksi tinggi," ujarnya.

 

sumber : Antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement