REPUBLIKA.CO.ID, SURABAYA -- Pakar kesehatan masyarakat veteriner, Fakultas Kedokteran Hewan Universitas Airlangga (Unair) Nusdianto Triaksono mengungkapkan beberapa gejala hewan penderita rabies. Pada satu fase, hewan penderita rabies akan berubah menjadi lebih agresif.
"Pada tahap tertentu, hewan rabies bisa lebih agresif. Dia bisa menggigit apa saja. Manusia, bahkan kayu atau benda-benda lain digigitnya," kata Nusdianto, Ahad (25/6/2023).
Nusdianto melanjutkan, hewan penderita rabies juga akan melewati fase lain yang dinamakan tahap paralitik. Pada tahap ini hewan menjadi lebih diam, bahkan mengarah pada kelumpuhan. Biasanya hewan tidak banyak bergerak dan hanya diam.
Gejala yang terjadi pada hewan rabies akan berdampak pula pada korban yang digigitnya. "Hewan ternak yang terkena rabies cenderung lebih diam, bisa juga ada gejala takut air atau hidrofobia, hingga takut terhadap sinar atau fotofobia," ujarnya.
Ia menambahkan, rabies bisa terjadi pada semua hewan. Utamanya makhluk berdarah panas seperti anjing, kucing, atau kelelawar. Termasuk hewan ternak atau hewan liar.
Nusdianto melanjutkan, upaya untuk mencegah paparan virus rabies adalah dengan melakukan vaksinasi. Masyarakat diharapkan lebih proaktif dalam memanfaatkannya. Vaksin rabies bisa dilakukan sekali dalam satu tahun dengan menghubungi dokter hewan atau dinas peternakan setempat.