Jumat 30 Jun 2023 07:23 WIB

Tips Mengolah Daging Kurban yang Sehat 

Banyak mitos yang beredar bahwa daging kambing jauh lebih tidak sehat.

Rep: Wilda Fizriyani/ Red: Fernan Rahadi
Panitia memotong daging kurban di Masjid Raya Pondok Indah, Jakarta, Kamis (29/6/2023).
Foto: Republika/Prayogi
Panitia memotong daging kurban di Masjid Raya Pondok Indah, Jakarta, Kamis (29/6/2023).

REPUBLIKA.CO.ID, MALANG -- Daging kurban selalu identik dengan perayaan Idul Adha bagi umat Muslim. Namun ada beberapa masyarakat yang mengonsumsi daging berlebihan dan membahayakan kesehatan. 

Melihat fenomena tersebut, Dosen Fakultas Ilmu Kesehatan Universitas Muhammadiyah Malang (UMM), Edi Purwanto memberikan berbagai tips bagaimana membuat olahan daging yang sehat saat hari raya. Di Indonesia, hewan yang biasanya disembelih adalah sapi dan kambing. Keduanya memiliki nutrisi yang baik bagi tubuh. 

Baca Juga

Menurut dia, banyak mitos yang beredar bahwa daging kambing jauh lebih tidak sehat dibandingkan daging sapi. Namun Edi membantah hal itu. "Kedua daging tersebut sama-sama memiliki kandungan nutrisi hewani yang baik dan dibutuhkan oleh tubuh," jelasnya.

Daging sapi dan kambing itu bagus untuk kesehatan. Namun akan sangat berbahaya jika dikonsumsi berlebihan apalagi saat momen Idul Adha.

Kebanyakan masyarakat Indonesia mengolah daging kurban dengan disate. Selain rasanya enak, memasak sate juga menumbuhkan kedekatan antar-keluarga. Edi menilai tidak ada batasan usia bagi yang ingin menikmati olahan sate tersebut. 

Menurut dia, hal yang perlu diperhatikan adalah riwayat penyakit yang diderita seseorang. Apalagi saat ini, penyakit penyakit seperti jantung, tekanan darah rendah bahkan hipertensi bisa menyerang siapa saja. Hal ini tidak hanya terjadi pada mereka yang berusia lanjut tetapi usia muda juga.

Di era sekarang, kata dia, penyakit tidak lagi memandang usia tua atau muda. Penyakit juga dapat terjadi berdasarkan pada kebiasaan dan pola hidup. "Oleh karena itu, biasakan hidup sehat sedini mungkin,” ungkapnya dalam keterangan pers yang diterima Republika. 

Pada kesempatan ini, Edi juga memberikan beberapa tips memasak sate agar lebih sehat. Salah satunya yakni dengan memastikan potongan daging tidak terlalu tebal dan tipis, agar menjamin kematangan dalam dan luar daging. Daging yang belum matang akan menimbulkan efek buruk karena mengandung bakteri. 

Di samping itu, daging yang terlalu gosong juga tidak baik bagi kesehatan. Hal ini karena terdapat zat karsinogenetik (zat yang dihasilkan dari arang) yang menyebabkan penyakit kanker. 

Berdasarkan Badan Pengawasan Obat dan Makanan (BPOM), angka maksimal konsumsi zat karsinogenik yakni di angka 5 mL per 1 kilogram (kg)daging. Jika ingin menambahkan penyedap rasa, ia menyarankan untuk menggunakan penyedap yang alami seperti bawang-bawangan. 

Selain itu, masyarakat tidak boleh lupa mengombinasikan daging dengan memakan sayur dan buah. Kemudian tetap memiliki kesadaran dan kontrol atas kesehatan diri sendiri karena isu kesehatan ini banyak tidak dipedulikan. "Padahal akan sangat berdampak bagi keberlangsungan hidup seseorang," kata dia menambahkan.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement