Sabtu 26 Jul 2025 16:51 WIB

Rayakan HUT Ke-74, SMP 5 Yogyakarta Ukir Sejarah dalam Tulisan Lewat Peluncuran Tiga Buku Perdana

Tiga buku mewakili suara dan pengalaman dari berbagai elemen di SMP 5.

Rep: Muhammad Andi/Bagus Ivan Ramadhan/ Red: Fernan Rahadi
Kepala Sekolah SMP Negeri 5 Yogyakarta, Siti Arina Budiastuti, menunjukkan salah satu buku yang diluncurkan bertepatan dengan perayaan Hari Ulang Tahun ke-74 SMP Negeri 5 Yogyakarta.
Foto: Muhammad Andi
Kepala Sekolah SMP Negeri 5 Yogyakarta, Siti Arina Budiastuti, menunjukkan salah satu buku yang diluncurkan bertepatan dengan perayaan Hari Ulang Tahun ke-74 SMP Negeri 5 Yogyakarta.

REPUBLIKA.CO.ID, YOGYAKARTA -- SMP Negeri 5 Yogyakarta baru-baru ini meluncurkan tiga buku perdana yang merangkum perjalanan dan kemajuan almamater. Peluncuran ini bertepatan dengan perayaan Hari Ulang Tahun ke-74 SMP Negeri 5 Yogyakarta.

Kepala Sekolah SMP Negeri 5 Yogyakarta, Siti Arina Budiastuti, dalam wawancara di ruang kerjanya didampingi beberapa guru, menjelaskan latar belakang proyek literasi perdana ini.

"Ketika kami masuk tahun pelajaran 2025/2026 semester 2, hal itu saya sampaikan kepada seluruh guru, karyawan dan siswa kita akan menulis buku untuk ulang tahun ke-74. Jadi persiapan untuk peluncuran buku dan ulang tahun yang hari ini sebelum masuk tahun ajaran baru," ungkap Arina, Rabu (23/7/2025).

Tiga buku yang diluncurkan mewakili suara dan pengalaman dari berbagai elemen di SMP Negeri 5 Yogyakarta, yang seluruh naskahnya telah diseleksi oleh tim literasi sekolah dan siap seminggu sebelum peluncuran:

'Beyond Pawitikra, Menjaga Warisan Menjangkau Dunia' (234 halaman) ditulis oleh Kepala Sekolah, Siti Arina Budiastuti. Buku ini menyajikan gambaran komprehensif tentang perjalanan SMP Negeri 5.

"Yang pertama buku kepala sekolah isinya tentang perjalanan SMP 5 secara umum. Sejak berdirinya hingga saya kepala sekolah yang ke sembilan belas. Kemudian ada perjalanan kurikulumnya, pencapaian tingkat nasional maupun internasional, kolaborasi dengan alumni dan juga dari paguyuban orang tua," jelas Arina.

Kemudian 'Refleksi Kurikulum Merdeka dan Pengabdian Tanpa Batas' (sekitar 90 halaman) merupakan kumpulan karya dari guru dan tenaga pendidik (tendik). "Buku karya guru dan tendik, refleksi kurikulum merdeka dan pengabdian tanpa batas.

"Pengabdian tanpa batas ini untuk tendik, kalau refleksi kurikulum merdeka ini untuk para guru. Bagaimana mereka mempersiapkannya karena ini hal baru. Ada yang menceritakan diferensiasi dan P5 dalam kurikulum merdeka," papar Arina.

Ia menambahkan untuk tendik, memang dirinya tidak bisa fokus hanya satu tema. "Kalau untuk ke kurikulum merdeka boleh, tetapi mereka lebih banyak menceritakan perjalanan karirnya di sekolah ini. Seperti tendik yang terinspirasi untuk menyekolahkan putra putri mereka di sekolah ini," katanya.

Adapun buku 'Refleksi Project Penguatan Profil Pelajar Pancasila' (lebih dari 500 halaman) mengumpulkan refleksi dan pengalaman para siswa terkait implementasi P5.

"Kalau ini untuk anak-anak bukunya. Refleksi project penguatan profil pelajar pancasila. Karena P5 itu baru digulirkan di kurikulum merdeka. Jadi saya ini ingin tahu perasaan anak-anak itu seperti apa. Karena ada yang mengatakan di luar sana jika P5 ini menghabiskan banyak biaya. Akan tetapi menurut cerita anak-anak kami di SMP Negeri 5 Jogja yang menghabiskan hingga 500 halaman, mereka happy-happy saja," tutur Arina, menunjukkan bahwa pengalaman siswa di Pawitikra justru positif.

Perayaan HUT ke-74 SMP Negeri 5 Yogyakarta dimeriahkan dengan serangkaian acara. "Agenda hari ini adalah upacara hut 74 SMP Negeri 5 Yogyakarta, yang kedua pentas seni anak-anak, launching buku, anjangsana (yakni para guru berkunjung ke mantan tendik dan guru yang sudah purna tugas) untuk silaturahmi dan doa," ujar Arina.

Dengan tema 'Pawitikra Gemilang Bersinergi untuk Berpendidikan yang Bermartabat' Arina berharap sekolah dapat terus mempertahankan kolaborasi dan inovasi yang telah terjalin.

"Harapannya sebagaimana dengan tema kita, yakni pawitikra gemilang bersinergi untuk berpendidikan yang bermartabat. Jadi harapannya, mempertahankan kolaborasi dan inovasi yang sudah ada. Seperti alumni yang memberikan bantuan beasiswa kepada para siswa," katanya.

Budaya literasi yang kuat di SMP Negeri 5 Yogyakarta, di mana siswa dikondisikan untuk menulis dua kali sepekan telah menumbuhkan antusiasme yang tinggi dalam proyek buku ini.

"Dengan melihat hasil ceritanya. Karena di SMP Negeri 5, literasi itu sudah menjadi budaya. Kalau untuk antusiasme karena mereka dikondisikan. Seminggu dua kali menulis jadi, mereka sangat antusias. Dari hasil tulisan para siswa juga kita juga bisa melihat minat dan bakat setiap siswa, seperti kebhinekaan, kewirausahaan, dan kewirausahaan," kata Arina.

Peluncuran buku ini tidak hanya menjadi hadiah ulang tahun yang berharga bagi SMP Negeri 5 Yogyakarta, tetapi juga sebuah warisan literasi yang mendokumentasikan sejarah dan semangat kebersamaan, yang kelak dapat menjadi benda langka di masa depanr atau pemicu bagi karya-karya lain tentang Pawitikra.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement

Rekomendasi

Advertisement