REPUBLIKA.CO.ID, WONOSARI -- Dinas Peternakan dan Kesehatan Hewan Kabupaten Gunungkidul, Daerah Istimewa Yogyakarta, melakukan isolasi terbatas terhadap lalu lintas ternak di Kecamatan/Kapanewon Semanu. Langkah itu pascaditemukannya lima ekor hewan ternak positif antraks.
Kepala Dinas Peternakan dan Kesehatan Hewan (DPKH) Gunungkidul Wibawanti mengatakan DPKH menemukan lima ekor hewan ternak positif terjangkit antraks dari November 2022 hingga jelang Hari Raya Idul Adha 2023 di wilayah Semanu.
"DPKH Gunungkidul melalukan langkah antisipasi penyebaran antraks dengan pembatasan lalu lintas hewan ternak di wilayah itu," kata Wibawanti.
Ia mengatakan, lima hewan ternak positif antraks dari wilayah Semanu ini memiliki gejala mati mendadak.
"Saat mendapat laporan dari masyarakat adanya hewan ternak mati mendadak, petugas langsung ke lapangan mengambil sampel. Kemudian dicek di laboratorium dan hasilnya positif antraks," katanya.
Ditegaskan, dinas telah meminta agar ternak mati dikubur dan diambil spesimennya untuk diuji laboratorium. Akan tetapi, sebagian masyarakat di sekitar ternak mati justru tak mengindahkan imbauan petugas.
Ternak yang telah dikubur sebagian dibongkar lalu disembelih lantas dagingnya dimakan banyak orang. Setelah hasil laboratorium keluar ternyata sapi mati yang dikonsumsi positif terjangkit antraks.
Setelah ditemukan hewan ternak mati terjangkit antraks, pihaknya menggelar sosialisasi tentang penyakit hewan strategis. "Kami lakukan pemberian anti biotik, vaksinasi antraks, pemberian disinfektan di lokasi, serta meminimalkan ternak keluar dari kawasan ternak yang terkena antraks," ujar dia.
Lebih lanjut, Wibawanti mengatakan DPKH Gunungkidul juga mengeluarkan surat keterangan kesehatan hewan untuk ternak yang dikirim keluar dengan terlebih dahulu diperiksa atau diuji laboratorium untuk memastikan hewan bebas penyakit antraks.