Kamis 27 Jul 2023 05:34 WIB

Elpiji 3 Kg Langka, Bupati Kediri: Banyak Digunakan tidak Sesuai Peruntukan

Pemkab terus melakukan analisa terkait aduan kelangkaan tabung elpiji.

Warga antre membeli gas elpiji 3 kilogram di salah satu pangkalan (ilustrasi)
Foto: ANTARA FOTO/Prasetia Fauzani
Warga antre membeli gas elpiji 3 kilogram di salah satu pangkalan (ilustrasi)

REPUBLIKA.CO.ID, KEDIRI -- Pemerintah Kabupaten Kediri menduga penyebab kelangkaan tabung elpiji bersubsidi ukuran tiga kilogram karena adanya alih peruntukan. Salah satunya untuk peternakan.

"Memang banyak tabung elpiji tiga kg ini yang dipergunakan tidak sesuai peruntukannya. Salah satunya di sektor peternakan," kata Bupati Kediri Hanindhito Himawan Pramana setelah inspeksi mendadak di sejumlah pangkalan tabung elpiji bersubsidi di Kediri.

Menurut dia, selain digunakan untuk sektor peternakan, kelangkaan juga terjadi karena di bulan sebelumnya banyak kegiatan hajatan. Selain itu, saat tanggal merah juga tidak dilakukan pengiriman barang.

Bupati juga sudah meninjau secara langsung stok tabung elpiji di beberapa pangkalan wilayah Kediri. Dari penjelasan yang diterimanya, untuk alur distribusi tabung elpiji bersubsidi itu dari depo ke agen, kemudian dari agen ke sub agen atau pangkalan.

Setelah dari pangkalan ke pengecer baru ke konsumen. Ia menjelaskan saat ini ada kebijakan baru penjualan tabung elpiji bersubsidi dari pangkalan langsung ke konsumen.

Pemkab terus melakukan analisa terkait aduan kelangkaan tabung elpiji bersubsidi tersebut. Terlebih lagi adanya keluhan membeli tabung harus menyertakan kartu tanda penduduk (KTP).

"Ini masih terus kami analisa. Kami ke agen lagi, mata rantainya ini ada di mana. Sekarang fenomena yang terjadi di masyarakat, karena alur droping mulai dari agen ke pangkalan tidak ada," kata dia.

Terkait pembelian harus menyertakan kartu tanda penduduk (KTP), bupati mengatakan, hal itu sebagai kontrol, sehingga bisa diketahui yang beli siapa saja.

Pihaknya juga berencana mengumpulkan para peternak di Kediri, mencari solusi soal pemanfaatan tabung elpiji bersubsidi ini. Sebab, sesuai dengan aturan tabung elpiji bersubsidi tidak diperbolehkan dimanfaatkan untuk peternakan, pertanian, restoran, hingga jasa cuci baju atau laundry.

"Teman-teman peternak akan dikumpulkan. Kami akan cari solusinya. Beberapa sudah ada gambaran solusi, meminjamkan tabung dari teman-teman himpunan pengusaha minyak dan gas bumi. Ini jadi opsi untuk menutup para penggunaan tabung elpiji yang kurang tepat," tegas dia.

Dikonfirmasi soal ASN yang juga menggunakan tabung elpiji bersubsidi, bupati menegaskan, juga memberikan peringatan kepada ASN untuk tidak menggunakan tabung elpiji bersubsidi.

sumber : Antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement