Kamis 27 Jul 2023 15:26 WIB

Perguruan Tinggi Didorong Aktif Implementasikan SDGs Lingkungan

Salah satu gagasan yang dibahas adalah pengolahan limbah.

Rep: Idealisa Masyrafina/ Red: Yusuf Assidiq
Mahasiswa bersama ibu-ibu PKK mengolah limbah kulit singkong menjadi produk makanan sebagai bagian penerapan SDG's lingkungan (ilustrasi)
Foto: Universitas Bina Sarana Informatika
Mahasiswa bersama ibu-ibu PKK mengolah limbah kulit singkong menjadi produk makanan sebagai bagian penerapan SDG's lingkungan (ilustrasi)

REPUBLIKA.CO.ID, BANTUL - Perguruan tinggi diharapkan ikut berperan aktif dalam implementasi Sustainable Development Goals (SDGs). Hal ini menjadi dasar penyelenggaraan Lokakarya UI GreenMetric (UIGM) Perguruan Tinggi Islam se-Indonesia yang diselenggarakan di Universitas Muhammadiyah Yogyakarta (UMY).

Kepala Bagian Program, Evaluasi, Hukum dan Kerja Sama Teknik, Kementerian Lingkungan dan Kehutanan RI, Marhasak Denny Tarluga Silaban mengatakan, perguruan tinggi dapat berperan aktif dalam menjamin pemenuhan SDGs di sektor industri. Menurut Denny, perguruan tinggi dapat memberikan asesmen atau penilaian kepada perusahaan yang memiliki indikator pembangunan berkelanjutan.

“Pencapaian target indikator dari tujuan pembangunan berkelanjutan ini akan diverifikasi oleh perguruan tinggi sebagai  pihak yang dipandang berkompeten. Setidaknya, terdapat empat indikator dari tujuan ini, yaitu program perusahaan, target dan indikator SDGs, serta hasil absolut yang telah dicapai,” ujarnya.

Dalam acara yang digelar di Gedung AR Fachruddin A UMY ini, Denny ingin agar penerapan regulasi bernama Program Penilaian Peringkat Kinerja Perusahaan dalam Pengelolaan Lingkungan Hidup (PROPER) di sektor industri juga dapat menjadikan perusahaan memiliki peran sosial dalam pemberdayaan masyarakat.

"Peran sosial ini menjadi penting karena dapat mendorong perusahaan untuk taat terhadap peraturan lingkungan hidup dan menjamin adanya efisiensi dalam pemanfaatan sumber daya alam serta perlindungan terhadap keanekaragaman hayati,” kata Denny.

Inovasi yang dilakukan oleh perguruan tinggi sebagai upaya memperbaiki kualitas lingkungan dan pemenuhan SDGs sudah semakin beragam. Lokakarya UIGM yang dihadiri berbagai perguruan tinggi Islam se-Indonesia sekaligus menjadi ajang bertukar pikiran para pimpinan perguruan tinggi untuk meningkatkan kontribusi yang dapat diberikan.

Salah satu gagasan yang dibahas adalah pengolahan limbah. UMY menjadi salah satu universitas yang menitikberatkan pengolahan limbah secara layak dan sesuai. Rektor UMY Prof Gunawan Budiyanto menilai, pemilahan sampah merupakan hal yang paling sulit karena harus mengubah kultur masyarakat.

“UMY memiliki unit pengolahan sampah yang memiliki tiga proses dalam pengolahannya, mulai dari pemilahan, pengolahan dan penggunaan kembali. Melalui proses pengolahan, kami dapat mengolah sampah menjadi suatu materi yang dapat dimanfaatkan kembali,” ujarnya.

Gunawan juga menyoroti pencemaran lingkungan yang terjadi di kawasan tempat tinggal masyarakat, yang bersumber dari Tempat Pembuangan Sampah (TPS). Menurutnya, pemerintah perlu melakukan penertiban di masyarakat, di mana kawasan sekitar TPS tidak boleh dihuni oleh masyarakat.

"Karena syarat keseluruhan dari luas suatu lahan, hanya empat puluh persen yang dapat digunakan untuk pengolahan sampah. Sisanya, difokuskan untuk penyehatan lingkungan di kawasan tersebut,” tegasnya.

Memiliki fokus yang sama dengan UMY, Universitas Islam Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah Jakarta telah mengadakan berbagai program demi mengurangi limbah dan mengolahnya demi pelestarian lingkungan. Direktur SDGs Center UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, Prof Lily Surraya Eka  mengatakan program dan strategi pengolahan limbah terus mereka kembangkan.

Program mereka banyak melibatkan mahasiswa sebagai pelaksana dengan di bawah pengawasan dosen pendamping. "Di Prodi Agribisnis, kami mengembangkan pengolahan limbah menjadi kompos yang dapat digunakan untuk tanaman hidroponik. Untuk mengurangi limbah anorganik, kami juga sudah beralih menggunakan e-letters sehingga dapat mengurangi penggunaan kertas untuk keperluan surat,” kata Lily.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement