Kamis 03 Aug 2023 17:03 WIB

Menteri PUPR Ingatkan Mahasiswa Teknik UGM: Jangan Jadi Insinyur Salon!

Turun langsung ke lapangan penting untuk mempertajam kemampuan teknis.

Menteri PUPR Basuki Hadimuljono di Fakultas Teknik Universitas Gadjah Mada (UGM), Sleman, Kamis (3/8/2023).
Foto: Republika/Febrianto Adi Saputro
Menteri PUPR Basuki Hadimuljono di Fakultas Teknik Universitas Gadjah Mada (UGM), Sleman, Kamis (3/8/2023).

REPUBLIKA.CO.ID, YOGYAKARTA -- Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) Basuki Hadimuljono mengingatkan para mahasiswa Fakultas Teknik Universitas Gadjah Mada tidak menjadi "insinyur salon" atau insinyur yang enggan bekerja di lapangan.

"Saudara-saudara jangan pernah bermimpi jadi insinyur-insinyur salon," kata Menteri Basuki saat berorasi dalam acara Pelatihan Pembelajar Sukses bagi Mahasiswa Baru (PPSMB) Kesatria Teknik UGM 2023 di Fakultas Teknik UGM, Yogyakarta, Kamis (3/8/2023).

Basuki menggunakan istilah 'insinyur salon' untuk menggambarkan sarjana tenik yang enggan turun ke lapangan dan memilih bekerja di dalam ruangan yang nyaman saja. "Insinyur salon maunya di tempat ber-AC saja," ucap dia.

Menurut Basuki, turun langsung ke lapangan penting untuk mempertajam kemampuan teknis serta militansi dalam bekerja sesuai profesi. "Jadi orang-orang insinyur ini harus ke lapangan. Lima sampai 10 tahun jangan mikir apa-apa kecuali kemampuan teknisnya dikuatin baru setelah itu mau usaha baru, atau mau (mengemban) jabatan. Tapi sebelum itu jangan," kata dia.

Untuk mencegah munculnya insinyur salon di lingkungan kerjanya, Basuki mengaku menitipkan para pegawai muda di Kementerian PUPR kepada Komando Pasukan Khusus TNI AD untuk digembleng selama dua pekan.

Menurut dia, militansi para pegawai di Kementerian PUPR diperlukan untuk mendukung percepatan program pembangunan infrastruktur di Indonesia. "Saya ingin milenial-milenial punya militansi. Kami dulu militansinya dibentuk oleh alam. Saya dulu jadi kenek, saya pernah jadi kuli sebagai pengantar koran," ujar dia.

Basuki pun mengenang selepas dirinya lulus dari Fakultas Teknik UGM, dirinya langsung terjun ke lapangan menerapkan ilmunya dengan mengerjakan proyek survei tanah dari Jawa Tengah sampai Gunungkidul, DIY selama kurun 1980 hingga 1984. "Setiap minggu saya di lapangan, hanya di rumah hari Sabtu dan Minggu. Empat tahun kemudian saya dipindah ke NTT untuk proyek air juga di Pulau Timor," kata dia.

sumber : Antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement