REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Polemik kontes-kontes kecantikan seperti Miss Universe di Indonesia kembali memicu pro dan kontra. Politikus PKS, Hidayat Nur Wahid, menilai sejak dulu, sebenarnya itu sudah menjadi bahan kritis publik.
Mulai dari cara mereka berpakaian sampai banyak hal-hal lain yang tidak sesuai adat ketimuran. Apalagi, ia menekankan, dengan adanya peristiwa terakhir yang malah melecehkan dan tidak menghargai harkat perempuan.
"Saya kira layak dikritisi dan dicari cara yang lebih sesuai bagaimana kita memuliakan perempuan," kata HNW kepada Republika. Wakil Ketua Majelis Permusyawaratan Rakyat (MPR) RI itu menuturkan, perempuan tidak perlu mengekspos hal-hal yang kontroversial.
Karena, banyak sekali keunggulan perempuan yang bisa ditampilkan. Perempuan sebagai ilmuwan, peneliti, aktivis sosial, wartawan, pebisnis, inovator, bahkan di dunia game.
Saat ini, ia mengingatkan, sudah banyak perempuan hebat Indonesia yang unggul dalam berbagai bidang. Antara lain ada Medina Warda Aulia yang bersinar dalam Piala Dunia Catur 2023 beberapa waktu lalu.
Dalam dunia tarik suara, ada pula Putri Ariani yang bersinar dalam ajang bergengsi America's Got Talent dan lain-lain. "Kenapa tidak hal-hal yang semacam ini yang kemudian diekspos," ujar HNW.
Wakil Ketua Dewan Syuro PKS itu juga berpendapat, prestasi-prestasi itu jauh lebih layak diekspos dibandingkan hal-hal yang menghadirkan kontroversi. Apalagi, kenyataannya kontes-kontes itu tidak hormati harkat perempuan.
"Malah dirasa merendahkan harkat dan martabat perempuan," kata HNW. Sebelumnya, kontroversi kembali dicatatkan kontes-kontes kecantikan bertemakan 'Ratu Sejagad' yang digelar di Indonesia.
Kali ini, kasus dugaan pelecehan seksual terjadi dalam ajang Miss Universe Indonesia. Beberapa finalis melaporkan dugaan pelecehan seksual berkedok body checking yang dilakukan penyelenggara ke Polda Metro Jaya.