Kamis 31 Aug 2023 15:38 WIB

DIY Masuki Puncak Kemarau, Warga Diminta Waspada Potensi Kebakaran Hutan dan Lahan

Lilik meminta warga untuk tidak membakar sampah sembarangan.

Rep: Silvy Dian Setiawan/ Red: Fernan Rahadi
Ilustrasi Kemarau
Foto: Foto : MgRol_94
Ilustrasi Kemarau

REPUBLIKA.CO.ID, YOGYAKARTA -- Sebagian wilayah DIY sudah mulai memasuki puncak musim kemarau pada Agustus 2023 ini. Untuk itu, Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) DIY meminta agar masyarakat mewaspadai potensi kebakaran hutan dan lahan selama musim kemarau ini.

Pasalnya, potensi kebakaran hutan dan lahan meningkat selama puncak musim kemarau. Terlebih, musim kemarau tahun ini dikatakan lebih kering dari tahun sebelumnya.

"Pada saat musim kemarau ini untuk lebih berhati-hati lagi," kata Manajer Pusat Pengendalian Operasi (Pusdalops) BPBD DIY, Lilik Andi Aryanto, kepada Republika.co.id, Kamis (31/8/2023).

Lilik menegaskan, jika melaksanakan kegiatan di lapangan diharapkan tidak membuang puntung rokok sembarangan. Sebab, hal ini bisa menyebabkan kebakaran.

"Dan apabila membuat api unggun, untuk segera dimatikan apabila acara sudah selesai," ujar Lilik.

Tidak hanya itu, Lilik juga meminta warga untuk tidak membakar sampah sembarangan. Pasalnya, pada Agustus 2023 ini kejadian kebakaran meningkat di DIY.

Beberapa kejadian kebakaran tersebut disebabkan adanya masyarakat yang membakar sampah. "Dimohon tidak membakar sampah, karena selain menyebabkan polusi, membakar sampah yang tidak terkendali juga bisa menyebabkan kebakaran di sekitarnya," katanya.

Lebih lanjut, Lilik menuturkan bahwa seluruh kabupaten/kota di DIY memiliki potensi terjadinya kebakaran hutan dan lahan. Namun, yang perlu diwaspadai, yakni hutan maupun lahan yang berdekatan dengan permukiman warga, karena kebakaran yang terjadi dapat berimbas hingga ke rumah-rumah warga.

"Saya kira potensi kebakaran hutan di DIY sama besar, karena cuaca di DIY antara satu kabupaten dengan kabupaten lainnya hampir sama. Namun, memang ada hutan yang dekat dengan permukiman warga, dan ada yang jauh dari permukiman," ucap Lilik.

Seperti diketahui, Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) Stasiun Meteorologi (Stamet) Yogyakarta menyebut ada potensi mudahnya terjadi kebakaran hutan dan lahan di DIY. Untuk itu, masyarakat diminta untuk waspada.

Kepala Stasiun Meteorologi Yogyakarta, Warjono mengatakan, peningkatan potensi ini dapat terjadi hingga 1 September 2023. "31 Agustus sampai 1 September, potensi kemudahan kebakaran hutan dan lahan tinggi," kata Warjono, Rabu (30/8/2023).

Saat ini, DIY juga sudah memasuki puncak musim kemarau. Untuk itu, kata Warjono, potensi kebakaran hutan dan lahan juga tinggi.

"Waspada terhadap kebakaran hutan dan lahan yang bisa saja terjadi di puncak musim kemarau ini," ucapnya.

Potensi ini berdasarkan hasil analisis dinamika atmosfer terkini, yang mana BMKG Stamet Yogyakarta mengidentifikasi adanya Siklon Tropis Saola terpantau berada di Laut Filipina dengan kecepatan angin maksimum 85 knot (155 kilometer per jam), dan tekanan udara minimum 955 hPa yang bergerak ke arah barat laut.

"Intensitas sistem diprakirakan akan meningkat dalam 24 jam kedepan. Sistem ini menginduksi daerah peningkatan kecepatan angin besar dari 25 knot (low level jet) yang memanjang dari Laut China Selatan dan Laut Sulu hingga Laut Filipina," kata Warjono.

Selain itu, pihaknya juga mengidentifikasi bahwa pola angin timuran masih dominan di atas wilayah Jawa, khususnya DIY bertiup dari arah timur hingga tenggara. Untuk itu, perlu diwaspadai potensi angin kencang hingga 30 kilometer per jam dan gelombang tinggi di Samudra Hindia selatan perairan Yogyakarta.

Warjono menyebut, hasil analisis terkini profil vertikal kelembaban udara pada ketinggian 1,5–5,5 kilometer (level 850-500 mb) berkisar antara 10–50 persen (cukup kering). Kondisi ini menyebabkan potensi pertumbuhan awan hujan tidak signifikan di wilayah DIY, yang bisa berdampak pada kekeringan hutan dan lahan.

"Masyarakat agar waspada terhadap potensi kekeringan kedepannya, khususnya bagi wilayah yang rawan air, serta memanfaatkan potensi hujan untuk persediaan air dalam menghadapi kekeringan kedepannya, serta waspada terhadap kebakaran hutan dan lahan," katanya.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement