REPUBLIKA.CO.ID, SOLO -- Bulog Kota Solo memastikan ketersediaan stok beras masih mencukupi hingga akhir tahun 2023 nanti meskipun ada kenaikan harga.
Pemimpin Cabang Bulog Solo Andy Nugroho mengungkapkan salah satu penyebab kenaikan harga beras di Kota Solo karena penyerapan atau pengadaan beras mengalami penurunan. Hal tersebut terjadi sejak dua tahun lalu.
"Dua tahun ini terkendala dari sisi penyerapan atau pengadaan jadi kurang lebih lima tahun lalu penyerapan masih bisa maksimal tapi akhir akhir ini sulit menyerap untuk mendapat gabah atau beras dari penggilingan atau kelompok (tani) tidak sebanyak dulu," kata ketika dihubungi, Rabu (6/9/2023).
Menurutnya ketersediaan tersebutlah yang membuat harga beras mengalami kenaikan akhir-akhir ini. "Kalau kami menganalisa pasti kita mengacu ke hukum ekonomi demand and supply. Dari sisi suplai bahan baku baik beras gabah secara jumlah sedikit secara permintaan (demand) sama atau naik. Nah pasti otomatis harga akan naik," katanya.
Selain itu, menurutnya musim juga berpengaruh pada produksi padi. Pasalnya jika terjadi pergeseran cuaca maka akan terjadi pula perubahan pada musim tanam dan panen.
"Cuaca berpengaruh pada produksi, mungkin akan mengganggu produksi padi karena cuacanya seperti ini. Mungkin harusnya awal tahun atau akhir tahun sudah hujan tapi belum hujan jadi ada pergeseran musim tanam," katanya.
Kendati ada kenaikan harga, Bulog memastikan ketersediaan stok beras hingga akhir tahun masih mencukupi. Dimana ada sekitar 17 ribu ton beras sebagai stok cadangan.
"Masyarakat tidak perlu terlalu khawatir karena stok masih cukup. Kami akan lakukan percepatan penyaluran bantuan pangan untuk keluarga yang kurang mampu per September berturut turut hingga tiga bulan mendatang," katanya.
"itu antisipasi kami dalam menghadapi kondisi sekarang yang memang harga naik dan cuaca sedang kemarau atau El Nino dan juga program stabilisasi pasokan dan harga pangan," katanya mengakhiri.