Senin 11 Sep 2023 16:37 WIB

Selamat dari Gempa Maroko, Bupati Kebumen: Datangnya Seperti Gemuruh, Ombak Besar ...

Ia bersyukur semua delegasi dan tamu undangan yang lain selamat.

Rep: Idealisa Masyrafina/ Red: Fernan Rahadi
Seorang wanita melewati bangunan yang rusak akibat gempa bumi susulan di Ouirgane, selatan Marrakesh, Maroko, (10/9/2023).
Foto: EPA-EFE/YOAN VALAT
Seorang wanita melewati bangunan yang rusak akibat gempa bumi susulan di Ouirgane, selatan Marrakesh, Maroko, (10/9/2023).

REPUBLIKA.CO.ID, KEBUMEN - Bupati Kebumen Arif Sugiyanto turut merasakan gempa bumi dahsyat yang terjadi di Maroko. Diketahui gempa bumi berkekuatan magnitudo 6,8 tersebut melanda Maroko pada Jumat (8/9/2023) malam.

Hingga berita ini ditayangkan, sudah lebih dari 2.000 orang tewas akibat gempa di Maroko. Kementerian Dalam Negeri Maroko mengatakan 2.012 orang tewas dan 2.059 orang terluka, termasuk 1.404 orang dalam kondisi kritis. Gempa berkekuatan magnitudo 6,8 disebut sebagai yang terbesar dalam enam dekade terakhir.

Baca Juga

Gempa bumi ini bertepatan dengan acara The 10th Internasional Conference on UNESCO Global Geopark di Marrakesh Maroko 7-9 September 2023, di mana kegiatan tersebut juga dihadiri delegasi geopark dari Indonesia, termasuk Bupati Kebumen Arif Sugiyanto dan rombongan.

Melalui keterangan resminya, Bupati menyampaikan seluruh delegasi geopark dari Indonesia di berbagai daerah turut merasakan getaran yang kencang pada saat gempa terjadi. Bersyukur, semua delegasi dan tamu undangan yang lain selamat.

"Kami delegasi dari Indonesia menyampaikan bahwa gempa terasa sangat cepat datangnya seperti gemuruh, atau ombak yang sangat besar melalui bawah hotel, barang-barang berjatuhan, dan sebagian tembok rontok, alhamdulilah semua aman, selamat," ujar Bupati dalam keterangan resminya dikutip Republika, Senin (11/9/2023).

Menurut Bupati, hingga Sabtu (9/9/2023), gempa susulan masih terasa, dan kerap terjadi. Sebagian pengunjung hotel memilih tidur di area terbuka dekat kolam renang.

"Adapun kami tetap tidur di kamar. Gempa susulan terjadi beberapa kali dengan intensitas lebih kecil," ucapnya.

Pihaknya belum tahu apakah kepulangannya ke Indonesia akan dipercepat. Sebab, ia bersama tamu-tamu dari Indonesia dan negara lain masih harus mengikuti rangkaian Konferensi Internasional ke-10 tentang Geopark Global UNESCO di Maroko.

"Untuk rencana pulang, belum tahu apakah dipercepat atau tidak, masih harus dikoordinasikan dengan penyelenggara,"ucapnya.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement