Jumat 15 Sep 2023 09:21 WIB

Gencarkan Pertanian Perkotaan, Pemkot Malang Hadirkan Aplikasi Smart Farming

Teknologi IoT ini nantinya dapat digunakan di seluruh kelompok tani.

Rep: Wilda Fizriyani/ Red: Yusuf Assidiq
Seorang warga memanen sayuran sawi pagoda di taman pertanian perkotaan atau urban farming di daerah padat penduduk di kelurahan Sukoharjo, Kota Malang, Jawa Timur.
Foto: ANTARA/Ari Bowo Sucipto
Seorang warga memanen sayuran sawi pagoda di taman pertanian perkotaan atau urban farming di daerah padat penduduk di kelurahan Sukoharjo, Kota Malang, Jawa Timur.

REPUBLIKA.CO.ID, MALANG -- Pemerintah Kota (Pemkot) Malang melalui Dinas Ketahanan Pangan dan Pertanian (Dispangtan) Kota Malang meluncurkan penggunaan Internet of Things (IoT) berupa aplikasi Smart Farming. Kegiatan peluncuran teknologi ini dilaksanakan di Kelompok Tani Urban Farming Mak Cemput, Kelurahan Arjowinangun, Kecamatan Kedungkandang, Kota Malang.

Kepala Dispangtan Kota Malang, Slamet Husnan Hariadi menyatakan, saat ini pihaknya terus berupaya menggalakkan kegiatan urban farming. Sebab, ini menjadi salah satu strategi untuk memenuhi kebutuhan pangan hingga pada kelompok kecil di masyarakat.

Menurut dia, Smart Farming yang dikembangkan di Kota Malang ini menggunakan teknologi digital dan informasi untuk meningkatkan efisiensi, produktivitas, dan keberlanjutan dalam produksi pertanian perkotaan. Terlebih, aplikasi ini memiliki beberapa kegiatan pertanian yang dapat dilakukan dari jarak jauh. "Di antaranya adalah smart irigasi dan dan smart lighting," ujarnya.

Melalui penggunaan aplikasi ini, kegiatan urban farming yang dilakukan oleh masyarakat diharapkan memperoleh hasil produksi yang berkualitas. Sebab, aplikasi ini terbukti dapat mengendalikan penyinaran dan penyiraman melalui android saja.

Cara ini secara perhitungan akan lebih efektif, baik dalam penggunaan air maupun penggunaan daya listrik. Teknologi IoT ini nantinya dapat digunakan di seluruh kelompok tani yang melaksanakan urban farming.

Hal ini termasuk juga dapat terintegrasi dengan kegiatan peternakan dan perikanan. Untuk tahap awal, kata dia, aplikasi ini akan digunakan di tujuh kelompok urban farming yang telah dianggarkan pada perubahan APBD 2023.

"Ke depan, dengan ketersediaan anggaran yang ada di 2024, monggo (silakan, red) masyarakat melalui kelompok tani bisa mengajukan ke Dispangtan untuk bisa mendapatkan aplikasi ini,” jelasnya

Menurut dia, saat ini sistem teknologi Smart Farming ditujukan untuk kegiatan urban farming. Sementara itu, untuk kegiatan pertanian lainnya akan digunakan teknologi lain.

Secara hamparan luas untuk padi, pihaknya akan mencoba menerapkan teknologi drone spraying. Selain untuk penyiraman, ini sekaligus dapat mendeteksi kesuburan tanaman dan tanah.

Ketua Tim Penggerak PKK Kota Malang, Widayati Sutiaji, mengapresiasi inovasi berbasis teknologi tersebut. Dengan Smart Farming ini, kegiatan operasional akan bisa lebih efektif karena dapat dilakukan di mana saja.

"Selain itu, hasilnya luar biasa karena bisa menjadi dua sampai tiga kali lipat dibandingkan dengan pertanian konvensional," ujar dia.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement