Kamis 21 Sep 2023 09:24 WIB

Awal 2024 Diprediksi Belum Panen Raya, Begini Antisipasi Bulog Penuhi Stok Beras

Stok beras Bulog saat ini mencapai dua juta ton.

Rep: Muhammad Noor Alfian/ Red: Yusuf Assidiq
 Penyaluran bantuan beras oleh Mensesneg Pratikno yang didampingi oleh Direktur Utama Perum Bulog, Budi Waseso atau Buwas, dan Kepala Bapanas Arief Prasetyo Adi, PJ Gubernur Jateng, Nana Sudjana, Rabu (20/9/2023).
Foto: Muhammad Noor Alfian
Penyaluran bantuan beras oleh Mensesneg Pratikno yang didampingi oleh Direktur Utama Perum Bulog, Budi Waseso atau Buwas, dan Kepala Bapanas Arief Prasetyo Adi, PJ Gubernur Jateng, Nana Sudjana, Rabu (20/9/2023).

REPUBLIKA.CO.ID, SUKOHARJO -- Perum Bulog memperkirakan awal 2024 dari Januari hingga Maret belum ada panen raya akibat dampak el Nino. Namun, setidaknya ada satu juta ton beras dari China yang siap guna memenuhi stok cadangan beras pemerintah (CBP).

Direktur Utama Perum Bulog, Budi Waseso atau Buwas mengungkapkan, impor beras dari China baru akan dilakukan jika sudah ada perintah dari Presiden Jokowi. Hal tersebut mengingat adanya perkiraan mundurnya masa panen raya.

"Beliau (Jokowi) sudah menyampaikan waktu di Karawang, beliau akan menyalurkan kembali bantuan itu Januari, Februari, dan Maret. Karena prediksinya Januari, Februari, dan Maret itu belum ada panen raya, baru ada panen di beberapa tempat karena musim jadi masih kurang produksi," kata Buwas, Rabu (20/9/2023).

Di sisi lain, pemerintah akan kembali menyalurkan bantuan beras bagi keluarga penerima manfaat (KPM). "September, Oktober, November, Desember akan dilihat presiden kalau dilihat perlu akan dilakukan bantuan," ujarnya.

Lebih lanjut Buwas menerangkan, alasan mengapa pemerintah mendatangkan beras satu juta ton dari China, karena negara Tirai Bambu yang siap mengimpor beras ke Indonesia.

"Kan kemarin Pak Presiden meninjau lapangan. Beliau mengatakan kemungkinan beliau akan menugaskan kembali untuk tambahan satu juta ton," kata dia.

Buwas menyampaikan, stok beras Bulog saat ini mencapai dua juta ton. Pihaknya memperkirakan hingga akhir tahun cadangan beras Bulog ada sekitar 1,2 juta ton setelah dikurangi jumlah 640 ribu ton beras yang disalurkan setidaknya.

"Februari ada pemilu kebetulan menjelang Idul Fitri jadi kebutuhan banyak, jadi Pak Presiden sudah memikirkan sejauh itu. Ini salah satunya yang akan mensuplai satu juta adalah China," ungkap dia.

"Jadi kalau ada penugasan nanti satu juta itu, khusus kita ambil dari Negara China. Kenapa? Yang sudah bertemu dengan Pak Presiden dan memastikan negara sanggup membantu Indonesia atau menjual beras ke Indonesia sejumlah satu juta ton itu China," katanya.

Ia juga mengatakan impor beras hanya akan mengambil dari China. Namun hal tersebut masih menunggu penugasan dari Jokowi terkait stok cadangan beras pemerintah (CBP).

"Jadi kalau toh nanti ada penugasan saya pasti ngambilnya dari China. Jadi tidak ada yang ngambil dari Thailand, Vietnam, dari Myanmar, Pakistan, Kamboja. Untuk tambahan yang akan datang ini apabila ditugaskan kita konsen dari China," ujar dia.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement