Rabu 11 Oct 2023 18:06 WIB

Masyarakat Diimbau Memanfaatkan Media Digital untuk Meningkatkan Produktivitas

Masa revolusi industri 4.0 membawa dampak pada cara berpikir manusia.

Acara Literasi Digital yang digelar Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kemenkominfo) RI di Keuskupan Agung Samarinda, Kalimantan Timur, beberapa waktu lalu.
Foto: dokpri
Acara Literasi Digital yang digelar Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kemenkominfo) RI di Keuskupan Agung Samarinda, Kalimantan Timur, beberapa waktu lalu.

REPUBLIKA.CO.ID, SAMARINDA -- Direktur Jenderal Aplikasi Informatika (Dirjen Aptika) Kemenkominfo RI, Semuel Abrijani mengatakan, teknologi digital saat ini telah semakin jauh berkembang. Oleh karena itu, semua warga wajib memanfaatkannya untuk meningkatkan produktivitas. Media digital juga dipandang sangat krusial bagi masyarakat untuk membekali diri dari ancaman digital seperti kebocoran identitas dan penipuan digital.

"Mari terus meningkatkan literasi digital serta menyebarkan manfaat yang dapat diteruskan bagi orang sekitar. Mari aktif dan dukung kegiatan literasi digital agar Indonesia dapat menjadi negara cakap digital," kata Semuel Abrijani dalam acara Literasi Digital di Keuskupan Agung Samarinda, Kalimantan Timur, beberapa waktu lalu seperti tertulis dalam siaran pers, Rabu (11/10/2023).

Sekretaris Eksekutif Komsos KWI, Anthonius Steven Lalu, mengatakan kemajuan teknologi memang membuat semua orang senang dengan segala kemudahan yang diperoleh seperti bantuan artificial intelligence (AI). Akan tetapi yang diperlukan orang adalah bagaimana menaklukkan teknologi, bukan menjadi budak teknologi.

"Kita semua harus sadar bahaya dari teknologi, bukan bahaya dari teknologi tapi orang-orang yang menggunakannya," kata Anthonius Steven.

Rosarita Niken Widiastuti yang menjadi narasumber pada kegiatan ini membahas soal 'Tips dan Trik Menjaga Data Pribadi di Dunia Digital'

"Sejalan dengan berkembangnya teknologi dari waktu ke waktu, tentunya kita juga dituntut untuk dapat beradaptasi dengan segala perubahan yang ada. Dalam hal ini, dapat dilihat dari munculnya berbagai jenis pekerjaan-pekerjaan baru, lingkungan yang sangat dinamis, yang terus menuntut kita untuk terus berkreasi, berinovasi dan berubah mengikuti perkembangan," ujar Niken.

"Lahirnya sebuah inovasi tentunya dapat berdampak secara positif dan negatif. Begitu pula dengan hadirnya internet di tengah-tengah kita, ada banyak dampak positif dari penggunaan internet seperti Media pertukaran data, kemudahan berbisnis, media berkomunikasi, mempermudah bidang pemerintahan, sosial, ekonomi, dan sebagainya," kata Niken.

Menurut Niken, tidak sedikit pula dampak negatif yang dihasilkan dari penggunaan internet yakni, Timbulnya ujaran kebencian, tindak penipuan, kecanduan internet, perjudian, pornografi, pencurian data pribadi, bullying, dan hal negatif lainnya. 

"Hal lain yang kiranya tidak boleh luput saat menggunakan media sosial adalah etika di dunia siber yang juga penting untuk dapat diperhatikan dimana beberapa hal diantaranya adalah berupa tanggung jawab, empati, otentik, kearifan, dan integritas," ujar Niken.

Sementara itu, Mirzha Yonathan Simangunsong yang juga menjadi narasumber pada kegiatan ini menjelaskan soal 'Pemanfaatan Teknologi Digital bagi Kaum Milenial'.

Menurutnya, keterbatasan jarak akibat larangan physical distancing selama pandemi Covid-19 memunculkan tren baru di masyarakat di mana salah satu gaya hidup yang mulai berubah adalah cara komunikasi yang bergantung pada media digital. 

"Masa revolusi industri 4.0 membawa dampak pada cara berpikir manusia. Hal tersebut pula yang ditenggarai menjadi penyebab individu dalam memperkirakan strategi yang akan digunakan guna meningkatkan perekonomian di masa yang akan datang. Sebagai contoh dalam meningkatkan perekonomian saat ini salah satunya adalah melalui ekonomi kreatif," jelas Mirzha.

Mirzha juga menjelaskan bahwa smartphone production telah menjadi tren video marketing yang besar sejak tahun 2022. Hal ini disebabkan oleh banyaknya perusahaan dan pegiat konten yang ingin mengurangi budget untuk keperluan produksi. Tak hanya itu, kualitas kamera yang dimiliki oleh para pengguna smartphone tersebut juga kini tak kalah jauh bila dibandingkan dengan kamera DSLR.

"Perkembangan sosial media marketing pun turut ikut andil dalam kemajuan produksi video tersebut. Sebagai contoh, konten-konten singkat yang terdapat pada Tiktok, Instagram Reels, dan Youtube Shorts sudah pasti memiliki hasil yang lebih efektif jika direkam menggunakan smartphone," ungkapnya. 

"Jika merujuk pada riset Wyzowl, diketahui bahwa 8699 perusahaan di seluruh dunia menggunakan video sebagai alat pemasaran mereka di tahun 2021. Bahkan, 936 di antaranya menyatakan bahwa video marketing dijadikan sebagai strategi Utama untuk menggaet audiens," kata Mirzha.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement