Ahad 15 Oct 2023 16:56 WIB

Bermain Game untuk Generasi Muda yang Lebih Baik

Profesi sebagai developer game bisa jadi pilihan profesi para pemuda di masa depan.

Direktur Utama Badan Pelaksana Otorita Borobudur (BPOB) Agustin Paranginangin (kanan) dan CEO Anantarupa Studio, Ivan Chen (tengah) di sela event final kejuaraan tingkat pelajar Ksatria Mahardika di Benteng Vredeburg, Yogyakarta, Sabtu (14/10/2023).
Foto: Republika/Fernan Rahadi
Direktur Utama Badan Pelaksana Otorita Borobudur (BPOB) Agustin Paranginangin (kanan) dan CEO Anantarupa Studio, Ivan Chen (tengah) di sela event final kejuaraan tingkat pelajar Ksatria Mahardika di Benteng Vredeburg, Yogyakarta, Sabtu (14/10/2023).

REPUBLIKA.CO.ID, YOGYAKARTA — Kebiasaan bermain game di kalangan remaja saat ini bisa jadi tidak lagi identik dengan gangguan terhadap kegiatan akademik. Aktivitas gaming saat ini bahkan bisa menjadi pendukung mereka untuk berprestasi di sekolah, bahkan bisa menjadi calon lapangan pekerjaan mereka di masa depan.

"Saya kira saat ini paradigmanya sudah berubah. Ini tentu tak lepas dari pergeseran ekonomi di mana industri kreatif saat ini menjadi salah satu penopang utama ekonomi negara," kata Direktur Utama Badan Pelaksana Otorita Borobudur (BPOB) Agustin Paranginangin di sela-sela event final kejuaraan tingkat pelajar ‘Ksatria Mahardika’, Sabtu (14/10/2023).

Menurut Agustin, profesi sebagai developer game bisa jadi pilihan profesi para pemuda di masa depan. Begitu juga menjadi atlet e-sports. Selain itu, kata Agustin, lewat game anak-anak muda juga bisa memproyeksikan diri menjadi entrepreneur yang memang menjadi salah satu profesi paling banyak diminati saat ini.

"Memang syaratnya mereka tidak boleh tanggung-tanggung untuk masuk ke dalam dunia game ini. Selain itu media juga harus banyak mengangkat sisi positif bermain game di kalangan anak muda ini," kata Agustin menambahkan.

CEO Anantarupa Studio, Ivan Chen, mengungkapkan saat ini sisi positif bermain game memang masih kalah pamor ketimbang sisi negatifnya. Oleh karena itu masyarakat perlu lebih banyak diedukasi lagi tentang sisi positif bermain game.

"Karena saat ini budaya bermain game ini sudah terlanjur menggejala di kalangan anak-anak muda di Indonesia. Oleh karena itu, daripada kita terus menyalahkan keadaan mengapa kita tidak mulai merintis sebuah gaming culture yang lebih positif?” kata Ivan kepada wartawan.

Ia mencontohkan, game yang dikembangkan oleh Anantarupa yakni ‘Lokapala: Saga Of The Six Realms’. Dalam game tersebut terdapat nilai-nilai sejarah Indonesia yang dihadirkan sehingga memberikan pembelajaran bagi para pemainnya untuk belajar mengenai sejarah bangsa sendiri. Terdapat juga fitur penjelasan asal-muasal sejarah tersebut.

Menurut Ivan, kita sudah terlalu lama menjadi bangsa inferior. Padahal kalau mau ditelusuri sejarahnya, orang-orang asing itu dulu belajarnya dari nenek moyang kita juga. "Makanya kami terus mendorong anak-anak muda untuk menyukai sejarah dan budaya kita sendiri," katanya.

photo
Gim Lokapala: Saga Of The Six Realms - (dokpri)

 

Selain itu, kata Ivan, Lokapala juga  tidak seperti game e-sport multiplayer lainnya yang mana para pemainnya sering mengumpat dengan kata-kata kasar. Ivan menjelaskan pihaknya sangat menjaga komunitas pemain Lokapala dari hal tersebut.

"Jadi kenapa Lokapala berkembangnya nggak terlalu pesat sebenarnya juga karena kami selektif  memasukkan pemain ke dalam komunitas. Dari awal kita tidak memupuk toxicity. Begitu ada yang toxic kita keluarin. Kami juga selektif dalam memilih seorang influencer. Karena kalau kita terus mengangkat orang-orang yang toxic ya akhirnya generasi kita jadi generasi yang bobrok," lanjutnya.

Seperti diketahui kejuaraan Ksatria Mahardika yang berlangsung 12-15 Oktober 2023 di Yogyakarta merupakan hasil kolaborasi BPOB dengan PT Anantarupa. Kejuaraan yang telah dimulai sejak awal mendapatkan dukungan dari BPOB karena potensinya yang dapat menghadirkan wisatawan ke Destinasi Pariwisata Nasional Borobudur. 

Lokapala merupakan game Multiplayer Online Battle Arena (MOBA) pertama Indonesia buatan Indonesia yang pertama kali dirilis pada tahun 2020. Pada tahun 2021, Lokapala juga telah dipertandingkan menjadi salah satu cabang olahraga (cabor) pada PON XX Papua. Rencananya, tahun depan Lokapala akan kembali dipertandingkan pada PON XXI 2024 di Aceh dan Sumatera Utara.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement