Senin 16 Oct 2023 07:44 WIB

Mahasiswa UMM Ubah Sampah Jadi Produk Bernilai

Zidane menjelaskan apa maksud dari roda kebermanfaatan bagi lingkungan sekitar.

Rep: Wilda Fizriyani/ Red: Fernan Rahadi
Potret gedung kuliah di Universitas Muhammadiyah Malang (UMM). Universitas yang dikenal dengan sebutan Kampus Putih ini baru saja mendapatkan predikat sebagai kampus swasta terbaik keenam se-Asia Tenggara menurut data yang dikeluarkan oleh AppliedHE.
Foto: Humas UMM
Potret gedung kuliah di Universitas Muhammadiyah Malang (UMM). Universitas yang dikenal dengan sebutan Kampus Putih ini baru saja mendapatkan predikat sebagai kampus swasta terbaik keenam se-Asia Tenggara menurut data yang dikeluarkan oleh AppliedHE.

REPUBLIKA.CO.ID, MALANG -- Mahasiswa Program Studi (Prodi) Ekonomi Syariah (Ekos) Universitas Muhammadiyah Malang (UMM), Mohammad Zinedyne Zidane meraih juara dua pada Kejuaraan Bussines Plan. Kejuaraan nasional tersebut diselenggarakan oleh The 10 East Java Economic (EJAVEC) Forum Java Sharia Business Model Competition, pada awal Oktober lalu. 

Dalam kegiatan ini, mahasiswa asal Blitar tersebut mengambil fokus pada pengolahan sampah yang nantinya dimanfaatkan kembali untuk diproduksi sebagai pakan ternak organik. Kemudian juga sebagai pupuk tanaman bebas akan zat kimia yang berasal dari hasil penguraian oleh hewan maggot. Hal tersebut sekaligus dapat memberikan dampak dalam peningkatan ekonomi serta roda kebermanfaatan bagi lingkungan sekitar.

Baca Juga

Semula, kata dia, ide ini merupakan sebuah keresahan akan sampah yang menumpuk dan juga pemanfaatan dari sampah tersebut yang kurang inovatif. Akhirnya munculah ide untuk mengolahnya menggunakan maggot dan menghasilkan produk yang mampu meningkatkan ekonomi. 

Pria disapa Zidane ini juga menjelaskan apa maksud dari roda kebermanfaatan bagi lingkungan sekitar. Yakni dari hasil pakan ternak organik serta pupuk organik yang berasal dari maggot dapat mengurangi efek dari ketergantungan pola hidup yang sudah sering terpapar oleh bahan-bahan kimia.

Menurut dia, sumber makanan manusia itu dari tumbuhan dan hewan. Namun saat ini sering menggunakan bahan tambahan dari zat kimia untuk mempercepat pertumbuhan dari hasil tani dan peternakan. Padahal hal itu sangat berdampak negatif pada tingkat kesuburan tanah dan lain sebagainya.

"Nah, kalau kita ganti zat kimia itu dengan hasil dari maggot, otomatis akan lebih sehat dan kestabilan alam akan lebih baik lagi,” ungkapnya dalam keterangan pers yang diterima Republika. 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement