Selasa 17 Oct 2023 10:41 WIB

Jadi Desa Wisata, Pemdes Keji Angkat Kuliner Khas yang Sudah ‘Punah’

Ini sebagai upaya melestarikan makanan tradisional sebagai daya tarik.

Rep: Bowo Pribadi/ Red: Yusuf Assidiq
 Peresmian Desa Wisata Keji (DWK) Pasar Wonosesajen, Desa Keji, Kecamatan U.ngaran Barat, Kabupaten Semarang, Jateng.
Foto: Bowo Pribadi
Peresmian Desa Wisata Keji (DWK) Pasar Wonosesajen, Desa Keji, Kecamatan U.ngaran Barat, Kabupaten Semarang, Jateng.

REPUBLIKA.CO.ID, UNGARAN—Pemerintah Desa (Pemdes) Keji, Kecamatan Ungaran Timur, Kabupaten Semarang, Jawa Tengah, melaunching Desa Wisata Keji (DWK) Wonosesaji, Ahad (15/10/2023) malam.

Selain atraksi budaya khas warga Desa Keji, desa wisata ini juga akan menjadikan Pasar Wonosesaji yang akan dibuka setiap Ahad pasaran Legi sebagai daya tarik kunjungan.

Pasar yang berlokasi di Dusun Setoyo, Desa Keji ini, akan menjual berbagai makanan dan penganan khas yang masih dilestarkan warga desa ini.

Salah satunya adalah thethek melek, salah satu makanan khas olahan singkong yang disajikan dengan srundeng kelapa sebagai elengkap dan sudah 20 tahun terakhir sudah tidak pernah dibuat lagi.

“Melalui pasar ini pula, kami ingin menghidupkan dan mempromosikan makanan khas thethek melek ini,” ungkap Kepala Desa (Kades) Keji, Siswanto, pada acara launching DWK Pasar Wonosesaji.

Sehingga, jelasnya, nantinya pengunjung akan dihibur oleh atraksi budaya dan bisa menikamti berbagai sajian khas makanan berbahan dasar singkong seperti thethek melek, cethil, utri, dan beberapa penganan sejenis lainnya.

Siswanto juga menjelaskan alasan aneka makanan khas (tradisional) berbahan singkong ini coba dihidupkan kembali di Pasar Wonosesaji.

Selain untuk menggerakkan ekonomi warga desa di sekor UMKM, juga untuk melestarikan berbagai makanan tradisional sebagai daya tarik.

“Satu hal lagi, supaya masyarakat khususnya warga Desa Keji bisa menanami lahan-lahan kritis yang tak produktif dengan singkong sebagai bahan baku makanan tradisional ini,” ungkapnya.

Untuk mewujudkan desa wisata ini, lanjutnya, Pemdes Keji mendapatkan dukungan dari Fakultas Ekonomi dan Bisnis (FEB) Universitas Negeri Semarang, melalui hibah Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan untuk program penguatan kapasitas organisasi kemahasiswaan.  

“Bersamaan dengan peluncuran DWK Pasar Wonosesaji ini juga dilaksanakan grebeg thethek melek dan berbagai atraksi budaya yang ditampilkan oleh warga Desa Keji,” katanya.

Bupati Semarang, H Ngesti Nugraha, menyambut baik peluncuran Desa Wisata Keji ini. Hal ini menandakan akan semakin banyak lagi perekonomian waga desa yang menggeliat setelah sempat terpuruk akibat pandemi.

Bupati juga mendukung desa yang aktif memberdayakan ekonomi warganya dengan mendorong bebagai potensi unggulan desa yang bisa ‘dijual’ sebagai daya tarik kepada masyarakat yang lain.

Untuk itu, orang nomor satu di Kabupaten Semarang ini juga berharap nantinya Pasar Wonosesaji juga bisa mendisplai dan menjual bebagai produk hasil pertanian dan perkebunan warga.

Sehingga manfaat secara keekonomiannya benar-benar bisa dirasakan oleh seluruh lapisan warga Desa Keji. “Selain itu juga untuk menambah pilihan allternatif desa wisata di Kabupaten Semarang,” kata Ngesti.

Advertisement
Berita Terkait
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement