REPUBLIKA.CO.ID, YOGYAKARTA -- Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) DIY mengimbau warga untuk mengantisipasi potensi cuaca ekstrem yang dapat terjadi pada peralihan musim kemarau ke musim hujan atau pancaroba. Musim hujan di DIY diperkirakan akan dimulai pada November dasarian 1.
Perkiraan awal musim hujan di DIY tersebut mundur dari kondisi normalnya. Kepala Stasiun Klimatologi BMKG DIY, Reni Kraningtyas mengatakan, awal musim hujan mundur dua hingga tiga dasarian, atau 20 hari hingga 30 hari.
"Pada periode peralihan musim perlu diwaspadai cuaca ekstrem seperti hujan lebat, angin kencang yang bisa terjadi pada periode tersebut," kata Reni di kantor BPBD DIY, Kamis (19/10/2023).
Reni menegaskan, pemerintah maupun masyarakat diminta waspada menjelang musim hujan maupun pada saat puncak musim hujan di DIY. Puncak musim hujan diperkirakan terjadi pada Februari 2024 mendatang.
Peningkatan kewaspadaan ini perlu dilakukan terutama yang berada di kawasan rawan bencana. Seperti banjir, tanah longsor, dan angin kencang yang sering terjadi saat pancaroba di DIY.
"Waspada menjelang dan pada puncak musim hujan dengan melakukan tindakan mitigasi bencana, meliputi membersihkan saluran-saluran air, memangkas dahan pohon, memastikan kekuatan baliho-baliho di jalan raya, dan tindakan-tindakan mitigasi bencana lainnya," ujarnya.
Kepala Bidang Penanganan Darurat BPBD DIY, Lilik Andi Aryanto juga menegaskan, di musim kemarau ini juga penting untuk menyiapkan diri dalam menghadapi musim penghujan ke depan. Prakiraan musim penghujan memasuki masa peralihan hingga masa akhir penghujan yakni dari November dasarian I 2023 hingga Mei 2024.
"Maka perlu diwaspadai kejadian-kejadian pada periode peralihan musim dan musim penghujan seperti hujan lebat, angin kencang, banjir, banjir bandang, tanah longsor, serta kejadian ikutan lainnya," kata Lilik.