Selasa 24 Oct 2023 06:08 WIB

Rupiah Anjlok Hampir Rp 16 Ribu, Menkeu Ungkap Penyebabnya 

Pelemahan rupiah merupakan dampak dari kondisi global.

Rep: Dessy Suciati Saputri/ Red: Fernan Rahadi
Ilustrasi Uang Rupiah
Foto: dok. Pixabay
Ilustrasi Uang Rupiah

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Menteri Keuangan Sri Mulyani menjelaskan penyebab semakin melemahnya nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika Serikat (AS). Ia menyebut, pelemahan rupiah tersebut merupakan dampak dari kondisi global, salah satunya inflasi yang tinggi di Amerika dan kondisi ekonomi yang masih cukup kuat. 

"Mereka memberikan sinyal atau dibaca oleh market bahwa higher for longer akan terjadi dan ini yang menyebabkan banyak terjadinya capital flowing back ke AS," kata Sri Mulyani di Kompleks Istana Kepresidenan, dikutip pada Selasa (24/10/2023). 

Menurut dia, kondisi tersebut juga menyebabkan dolar index menguat di angka 106. Padahal sebelumnya, lanjut Menkeu, Gubernur Bank Indonesia (BI) Perry Warjiyo mengatakan dolar index berada di angka 93. "Berarti dolar menguat secara global," ujarnya.

Karena itu, Menkeu Sri Mulyani mengatakan Kementerian Keuangan akan terus melakukan sinkronisasi kebijakan moneter dan fiskal sehingga dampak dari kondisi di Amerika Serikat terhadap nilai tukar rupiah, inflasi, dan pertumbuhan ekonomi dalam negeri bisa dimitigasi dan diminimalkan. 

"Kita akan terus menyinkronkan kebijakan moneter dan fiskal agar dalam situasi di mana pemacunya adalah negara seperti AS, dampaknya bisa kita mitigasi dan kita minimalkan baik terhadap nilai tukar, inflasi, pertumbuhan ekonomi, dan stabilitas sistem keuangan. Itu akan terus kita lakukan secara insentif," ungkapnya.

Nilai tukar rupiah (kurs) diproyeksi akan melanjutkan pelemahannya dalam jangka pendek. Pada perdagangan Senin pagi (23/10/2023), mata uang garuda sudah mendekati level Rp 16.000 atau tepatnya berada di posisi Rp 15.909. 

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement