Jumat 27 Oct 2023 08:56 WIB

Pasar Ekspor Belum Pulih, ASEPHI DIY Dorong Anggota Perkuat Kolaborasi

Pandemi Covid-19 sangat berdampak pada pasar ekspor kerajinan tangan.

Rep: Archaiva Raihanah Azzahra/ Red: Fernan Rahadi
Ketua BPD ASEPHI DIY periode 2018-2023, Emirita Pratiwi, saat memberikan sambutan pada acara Musyawarah Daerah (Musda) VII Badan Pengurus Daerah (BPD) Asosiasi Eksportir dan Produsen Handicraft Indonesia (ASEPHI) DIY di Yogyakarta, Kamis (26/10/2023).
Foto: Archaiva Raihanah Azzahra
Ketua BPD ASEPHI DIY periode 2018-2023, Emirita Pratiwi, saat memberikan sambutan pada acara Musyawarah Daerah (Musda) VII Badan Pengurus Daerah (BPD) Asosiasi Eksportir dan Produsen Handicraft Indonesia (ASEPHI) DIY di Yogyakarta, Kamis (26/10/2023).

REPUBLIKA.CO.ID, YOGYAKARTA -- Badan Pengurus Daerah (BPD) Asosiasi Eksportir dan Produsen Handicraft Indonesia (ASEPHI) Daerah Istimewa Yogyakarta menggelar Musyawarah Daerah (Musda) VII di Yogyakarta, Kamis (26/10/2023).

Musda dihadiri beberapa tamu penting dari Dinas Perindustrian dan Perdagangan (Disperindag) yang merupakan mitra asosiasi eksportir, ASEPHI DIY. Selain itu acara tersebut juga dihadiri pula oleh asosiasi-asosiasi dari Yogyakarta yang punya kedekatan dengan BPD ASEPHI DIY, seperti asosiasi perdagangan, ekspor, maupun pariwisata.

Musda tersebut memiliki agenda khusus berupa pembahasan laporan pertanggungjawaban pengurus, pemilihan ketua dan pengurus baru BPD ASEPHI DIY periode 2023-2028, serta pembahasan program kerja yang dilanjutkan dalam sidang per pleno. 

Ketua BPD ASEPHI DIY periode 2018-2023, Emirita Pratiwi, menyatakan bahwa ASEPHI DIY harus senantiasa memperkuat kerja sama dan berbagai kolaborasi. Hal tersebut dikarenakan para anggota membutuhkan dukungan modal yang tidak hanya normatif namun juga diharapkan dapat mempermudah mereka dalam menjalankan bisnis di bidang ekspor yang sedang bangkit dari keterpurukan usai pandemi Covid-19. 

"Pandemi kemarin sangat berdampak di dalam negeri. Tetapi kalau ekspor sampai sekarang dari market ekspornya tersebut belum pulih, jadi kebangkitannya itu butuh kolaborasi dari anggota sendiri. Kemudian kita harus memperkuat kerja sama dengan berbagai lembaga baik itu dari pemerintah, BUMN, asosiasi yang lain dan perbankan dunia usaha perbankan khususnya karena untuk bangkit. Kita membutuhkan dukungan modal tidak hanya secara normatif. Kami berharap dari perbankan dapat memahami kondisi sekarang belum memasuki kondisi normal, tidak biasa-biasa saja. Kami berharap ada pendekatan yang berbeda pada penyaluran kreditnya supaya kami lebih mudah dalam menjalankan bisnis ke depan," jelas Emirita kepada wartawan, Kamis.

Selain itu, Emirita juga menyampaikan bahwa dalam Misda VII ASEPHI kali ini mengambil tema Jogja WOW: Together We Grow ini dalam perjalanannya ingin menjadikan Yogyakarta sebagai pusat kerajinan (craft) Indonesia bahkan dunia. Emirita juga berupaya asosiasi ini ke depan dapat menjadi motor penggerak dari industri kerajinan dengan melakukan perubahan baik pada periode selanjutnya.

"Di Jogja WOW ini setiap anggota kemarin sudah tiga tahun melakukan pembinaan pendampingan terus-menerus kepada anggota yang terpilih. Untuk periode ke depan seluruh anggota akan kita dampingi. Karena kalau kita ingin menjadikan Yogyakarta sebagai pusat kerajinan artinya semuanya juga harus bagus. Baik produknya, maupun pengembangan produknya, kita harus bisa menjadi trend setter, itu arti Jogja WOW," ujar Emirita.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement