REPUBLIKA.CO.ID, SOLO -- PLTSa Putri Cempo yang berganti nama menjadi PLTSa Solo siap memasok 5 Megawatt ke PLN usai diresmikan dan dapat beroperasi per Senin (30/10/2023). Direktur Utama PT Solo Citra Metro Plasma Power (SCMPP) selaku operator, Elan Suherlan mengatakan, dengan peresmian tersebut secara sistem pembangkit sudah siap.
Di mana terdapat 29 Sertifikat Laik Operasi (SLO) untuk membuat PLTSa Solo layak operasi. "Jadi sekarang kami siap untuk mengoperasikan ini. Total kapasitas mestinya sekitar delapan Megawatt maksimal, yang kita jual ke PLN lima Megawatt, yang tiga kita gunakan" kata Elan, Senin (30/10/2023).
Elan menjelaskan listrik yang dihasilkan PLTSa Solo akan disalurkan melalui jaringan tegangan menengah berupa Gardu Induk Palur. Nantinya listrik tersebut setidaknya bisa memenuhi kebutuhan sejumlah rumah.
"Asumsinya rumah tangga (kalau listriknya tegangannya memakai) 900 watt tinggal lima juta dibagi 900 ya kira kira begitu," ujarnya.
Ia juga menjelaskan sampah di TPA Putri Cempo diperkirakan akan habis hingga tujuh tahun berjalan. Oleh sebab itu, pihaknya mengadakan program menerima sampah dari daerah sekitar.
"Setidaknya 545 ton sampah mentah per hari. Perkiraan antara 5-7 tahun (habis)," kata dia.
Diharapkan pula PLTSa tersebut selain menjadi pembangkit listrik juga bisa menjadi tempat edukasi hingga riset terkait pengolahan sampah menjadi energi bersih.
"Harapannya kami PLTSa Solo tidak hanya dapat menjadi solusi permasalahan sampah di Solo maupun kota kota lain. Namun juga menjadi fasilitas yang dapat digunakan secara bersama pembelajaran pengetahuan pengamanan sarana riset dan pengembangan untuk pengelolaan sampah menjadi energi baru yang bersih yang ramah lingkungan," jelasnya.
Ikuti Whatsapp Channel Republika
