Rabu 22 Nov 2023 20:45 WIB

Baliho Bertebaran di Sleman, PSI: Murni dari Luar

Menurut Agung, baliho-baliho tersebut merupakan inisiatif dari para relawan.

Rep: Febrianto Adi Saputro/ Red: Fernan Rahadi
Warga berjalan di dekat baliho bergambar putra Presiden Joko Widodo, Kaesang Pangarep (ilustrasi).
Foto: Republika/Putra M. Akbar
Warga berjalan di dekat baliho bergambar putra Presiden Joko Widodo, Kaesang Pangarep (ilustrasi).

REPUBLIKA.CO.ID, SLEMAN -- Ketua DPD Partai Solidaritas Indonesia (PSI) Sleman Agung Subroto, menjawab soal baliho PSI yang bertebaran di wilayah Sleman. Ia membantah bahwa baliho-baliho tersebut berasal dari internal struktur PSI Sleman.

"Saya sebagai ketua PSI Sleman sendiri tidak ada pemberitahuan pemasangan itu. Jadi murni itu dari luar," kata Agung di Sleman, Selasa (21/11/2023).

Baca Juga

Menurut Agung, baliho-baliho tersebut merupakan inisiatif dari para relawan. Ia mengatakan undang-undang juga memperbolehkan adanya sumbangan APK dari pribadi maupun perusahaan.

"Kalau ditanya ini dana dari mana, kita secara undang-undang diizinkan menerima sumbangan pribadi Rp 2,5 M, kalau perusahaan Rp 10 M dan sebagainya itu kan, secara PKPU kan boleh. Makanya kalau ada yang mau nyumbang APK, APS dan sebagainya itu ya kami welcome saja," ucapnya.

Kendati demikian, dirinya menyadari sejumlah baliho terpasang di tempat yang tidak sesuai dengan aturan. Pihaknya juga sudah berkoordinasi dengan Satpol PP untuk menertibkan sejumlah baliho yang dirasa melanggar aturan.

"Betul, jadi memang dari beberapa titik itu saya yakin ada beberapa yang kurang pas. Dan kami berkoordinasi dengan Satpol PP dengan Bawaslu, Panwascam biasanya ada informasi tentang 'pak ini mengganggu' dan sebagainya, terus kami berkoordinasi untuk itu ditertibkan," ungkapnya.

PSI dan partai politik peserta Pemilu 2024 lainnya menghadiri Deklarasi Kampanye Damai Pemilu 2024. Agung mengatakan PSI Sleman menargetkan satu anggota legislatif di masing-masing daerah pemilihan (dapil).

"Kita punya slogan berpolitik asyik ala PSI. Jadi anak-anak muda itu jangan sampai punya catatan buruk atau trauma terhadap politik-politik yang memecah belah dan sebagainya. Kita mulailah budaya ini dengan yang baru," kata dia. 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement