Sabtu 25 Nov 2023 17:34 WIB

Modus Penjual Tiket Bodong Piala Dunia U-17, Jual ke Medsos dengan Harga Lebih Murah

Pelaku mengelabui korbannya dengan menunjukkan tiket yang sudah diedit.

Rep: Muhammad Noor Alfian Choir/ Red: Fernan Rahadi
Warga memindai kode batang untuk membeli tiket Piala Dunia U-17 di Taman Gedung Sate, Kota Bandung, Jawa Barat, Kamis (2/11/2023). Ornamen tersebut dipasang dalam rangka memeriahkan perhelatan pertandingan sepak bola Piala Dunia U-17 (FIFA World Cup U-17) yang digelar di Indonesia pada 10 November hingga 2 September 2023.
Foto: ABDAN SYAKURA/REPUBLIKA
Warga memindai kode batang untuk membeli tiket Piala Dunia U-17 di Taman Gedung Sate, Kota Bandung, Jawa Barat, Kamis (2/11/2023). Ornamen tersebut dipasang dalam rangka memeriahkan perhelatan pertandingan sepak bola Piala Dunia U-17 (FIFA World Cup U-17) yang digelar di Indonesia pada 10 November hingga 2 September 2023.

REPUBLIKA.CO.ID, SOLO -- Satgas Penegakan Hukum Pengamanan Wilayah (Pamwil) Jawa Tengah Operasi Aman Bacuya mengungkapkan modus tersangka penipuan tiket bodong Piala Dunia U-17. Tersangka berinisial MS tersebut menarik korban dengan cara menawarkan tiket lebih murah dari yang seharusnya di Facebook. 

"Pelaku menjual tiket dengan harga lebih murah, yakni Rp 120 ribu. Padahal, harga umumnya Rp 150 ribu. Biar kelihatan lebih murah dari yang umum," kata Kasubsatgas Penegakan Hukum, Kombes Pol Muhammad Anwar Nasir, Sabtu (25/11/2023). 

Baca Juga

Anwar mengatakan, pelaku mengelabui korbannya dengan menunjukkan tiket yang sudah diedit menggunakan aplikasi tertentu. Tersangka tersebut terinspirasi dari sebuah unggahan di Facebook. 

"MS ini mengaku terinspirasi dari beberapa postingan akun Facebook yang pernah dibaca untuk penjualan tiket. Ceritanya hampir sama dengan Coldplay kemarin," katanya. 

Anwar menjelaskan dari penyelidikan, tersangka menggunakan uang hasil penipuan tersebut untuk jalan-jalan. "Jadi hasilnya dipakai untuk jalan jalan ke Tretes, Jawa Timur," katanya. 

Di sisi lain, pihaknya juga mengimbau agar masyarakat lebih berhati-hati ketika membeli tiket. Apalagi tiket acara yang besar. 

"Jadi ketika ada event besar yang tiketnya susah didapatkan itu makin berpeluang pelaku kejahatan. Ini jadi pelajaran bagi kita semua hati-hati dengan tiket palsu tersebut," katanya. 

Sementara itu, Wakasatgas Pamwil Jateng Kombes Pol Dwi Subagio mengatakan dari hasil penyelidikan sementara sudah ada 30 orang korban. Namun, untuk motif dan jaringannya masih ditelusuri. 

"Dari data pendalaman yang kami terima pelaku ini telah mendapatkan hasil dari 30 orang korban kami telusuri kegiatannya dan kami dalami terkait motif dan jaringannya. Sementara jaringannya masih sendiri tapi masih proses pendalaman terkait jaringannya," kata Dwi. 

"Dari laporan satu orang 150 ribu tetapi dari data di Dana sekitar 3 juta dengan 30 orang korbannya," katanya menambahkan. 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement