Selasa 12 Dec 2023 10:45 WIB

Harga Cabai Masih Tinggi, Diskumperindag Kabupaten Semarang Ungkap Penyebabnya

Cabai merah teropong dijual seharga Rp 90 ribu per kilogram.

Rep: Bowo Pribadi/ Red: Yusuf Assidiq
Pedagang cabai di Pasar Babadan, Kecamatan Ungaran Barat, Kabupaten Semarang.
Foto: Republika/Bowo Pribadi
Pedagang cabai di Pasar Babadan, Kecamatan Ungaran Barat, Kabupaten Semarang.

REPUBLIKA.CO.ID, UNGARAN -- Harga komoditas cabai bergeming di level tinggi di wilayah Kabupaten Semarang, Jawa Tengah. Sementara petani belum dapat mengoptimalkan produksi sejak masa pancaroba musim kemarau ke musim penghujan.

Di Kabupaten Semarang, harga beberapa jenis cabai masih bertahan di kisaran Rp 85 ribu - Rp 90 ribu per kilogram di berbagai pasar tradisional berdasarkan pantauan tim Dinas Koperasi Usaha Mikro Perindustrian dan Perdagangan (Diskumperindag).

Kecuali untuk jenis cabai rawit hijau yang pada hari ini turun sebesar Rp 5.000 atau menjadi Rp 65 ribu per kg, jika dibandingkan dengan harga tingkat konsumen sehari sebelumnya.

Namun begitu, harga Rp 65 ribu per kg disebut masih cukup tinggi jika dibandingkan dengan harga normal sebelum terjadi kenaikan, yang rata-rata berada di kisaran Rp 35 ribu - Rp 40 ribu per kg.

"Harga yang mencapai Rp 65 ribu untuk cabai rawit hijau ini, tergolong masih tinggi (mahal), karena biasanya cuma Rp 35 ribu per kg," ungkap Diana (43), konsumen yang juga pelaku usaha warung makan di Ungaran Timur.

Sementara itu, berdasarkan hasil pantauan tim Diskumperindag, harga cabai merah teropong di sejumlah pasar tradisional bertahan di level Rp 90 ribu per kg.

Demikian halnya dengan cabai merah keriting, juga masih bertahan di level harga Rp 85 ribu per kg. Sedangkan cabai rawit merah juga bertahan di harga Rp 85 ribu per kg.

Hanya jenis cabai rawit hijau yang turun harga jika dibandingkan dengan Ahad (10/12) kemarin, dari Rp 65 ribu menjadi Rp 60 ribu per kg.

Kepala Diskumperindag Kabupaten Semarang, Heru Subroto mengungkapkan, fluktuasi harga yang masih cenderung tinggi diarenakan stok dari petani mengalami penurunan.

Menurut informasi dari kalangan petani, biasanya kalau habis musim kemarau terus di guyur hujan banyak pohon cabai yang mati dan masa peralihan musim tanaman cabai juga cukup rentan terserang hama dan penyakit tanaman.

Akibatnya produktivitas di tingkat petani masih cukup rendah hingga saat ini. "Sehingga pasokan dari petani juga menurun yang berdampak pada kenaikan harga di tingkat konsumen," ungkap Heru.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement