Rabu 20 Dec 2023 17:02 WIB

Reservasi Sudah 80 Persen, Hotel di Yogyakarta Dipastikan Siap untuk Nataru

Hotel harus mengutamakan keamanan dan harus memenuhi standar.

Rep: Silvy Dian Setiawan/ Red: Fernan Rahadi
Pegawai merapihkan kamar di Suara Muhammadiyah (SM) Tower and Convention di Yogyakarta, Sabtu (24/6/2023).
Foto: Republika/Wihdan Hidayat
Pegawai merapihkan kamar di Suara Muhammadiyah (SM) Tower and Convention di Yogyakarta, Sabtu (24/6/2023).

REPUBLIKA.CO.ID, YOGYAKARTA -- Reservasi hotel di Kota Yogyakarta untuk periode libur Natal dan Tahun Baru (Nataru) 2024 sudah mencapai 80 persen. Dinas Pariwisata (Dispar) Kota Yogyakarta menyebut bahwa hotel yang ada mencapai sekitar 800 hotel mulai dari kelas melati hingga bintang lima.

Angka tersebut belum termasuk homestay yang disiapkan di kampung-kampung wisata di Kota Yogyakarta. Uji pemeriksaan (uji riksa) standar dan fasilitas hotel di Yogyakarta pun dilakukan menjelang libur Nataru ini.

Baca Juga

Terlebih, wisatawan yang akan masuk ke Kota Yogyakarta diperkirakan akan meningkat signifikan, dimana pergerakan terbesar mulai terjadi pada 23 Desember 2023. Sekretaris Dispar Kota Yogyakarta, Muhammad Zandaru Budi mengatakan, uji riksa dilakukan untuk memastikan hotel siap menghadapi lonjakan wisatawan di masa Nataru.

Selain itu, uji riksa ini juga untuk memastikan keamanan, keselamatan, dan kenyamanan wisatawan saat menginap di hotel. Zandaru menuturkan bahwa pihaknya selalu melaksanakan pembinaan rutin kepada usaha jasa pariwisata, termasuk perhotelan.

Keberadaan hotel di Kota Yogyakarta, katanya, harus mendukung pariwisata dengan baik karena ditinggali oleh wisatawan selama menginap di Yogyakarta. Untuk itu, hotel harus mengutamakan keamanan dan harus memenuhi standar.

"Safety-nya (keamanan) harus diutamakan. Maka untuk memastikan itu, kegiatan riksa ini menjadi penentu bahwa hotel-hotel di Kota Yogyakarta sudah sesuai standar," kata Zandaru.

Dalam pengecekan yang dilakukan, ada beberapa aspek lainnya yang menjadi perhatian. Seperti dari sisi utility, fasilitas pendukung, dan sarana prasarana. Misalnya sarana lift hotel yang sudah harus tersertifikasi.

"Tidak hanya (memastikan apa yang) tulisan dalam sertifikasi (sudah sesuai), tapi praktiknya misalnya keselamatan dan kebersihan dari lift juga harus dilaksanakan," ucapnya.

Selain itu, pihaknya juga sudah sepakat dengan para pendukung akomodasi seperti kendaraan tradisional becak, andong untuk siap melayani wisatawan. Termasuk dengan forum kampung wisata dan pokdarwis untuk agar dapat mendukung program Nataru. "Ada nota kesepakatannya," jelas Zandaru.

Pejabat Fungsional Analisis Kebijakan Dispar DIY, Arinto Kurnia menambahkan bahwa uji riksa yang dilakukan antara lain terkait standar dan fasilitas hotel, kesehatan, dan keselamatan kerja (K3). Seperti pemanfaatan lift, genset, dan sebagainya.

Menurutnya, secara kriteria hotel sudah memenuhi standar dan masih layak. Hanya saja, diperlukan pengujian kembali untuk memastikan kelayakan. Hasil uji riksa berupa rekomendasi yang diberikan kepada pemilik usaha jasa pariwisata dan Dispar Kota Yogyakarta.

"Uji (riksa) ini sebenarnya kita melihat kesiapan dari usaha jasa pariwisata siap atau tidak untuk menerima tamu dengan layanan dan peralatan yang ada. Yang  paling utama untuk wisatawan aman, nyaman  untuk berwisata di Yogyakarta," kata Arinto.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement