Jumat 22 Dec 2023 10:44 WIB

Petani Milenial Jatim Capai 971.102 Orang

Tingginya jumlah petani milenial menunjang Jatim sebagai lumbung pangan nasional.

Rep: Dadang Kurnia/ Red: Fernan Rahadi
Petani di Jawa Timur (ilustrasi)
Foto: ANTARA FOTO/Budi Candra Setya
Petani di Jawa Timur (ilustrasi)

REPUBLIKA.CO.ID, SURABAYA -- Gubernur Jawa Timur Khofifah Indar Parawansa mengungkapkan, berdasarkan hasil sensus pertanian 2023 Badan Pusat Statistik (BPS), jumlah petani milenial di Jatim mencapai 971.102 orang. Jumlah tersebut mencakup 15,71 persen dari total petani nasional yang sebanyak 6.183.009 orang.

"Alhamdulillah petani milenial (berusia 19-39 tahun) di Jatim mencapai 15,71 persen dari total Indonesia atau terdapat 971.102 orang. Dan ini merupakan tertinggi di Indonesia," kata Khofifah, Jumat (22/12/2023).

Khofifah mengatakan, tingginya jumlah petani milenial ini juga menunjang posisi Jatim sebagai lumbung pangan nasional yang mensuplai 16 provinsi di wilayah Indonesia Timur. Hal tersebut juga diyakininya bakal semakin menguatkan posisi Jatim yang selama empat tahun berturut-turut menjadi produsen padi tertinggi di Indonesia.

"Berdasarkan Angka Sementara BPS, tahun 2023 ini Jawa Timur mempertahankan posisinya sebagai penghasil padi terbesar nasional dengan produksi sebesar 9,59 juta ton gabah jering giling (GKG) dan memiliki kontribusi sebesar 17,89 persen terhadap produksi padi nasional," ujarnya.

Khofifah mengatakan, pada 2030, tulang punggung ekonomi dunia 80 persennya ditopangvUMKM. Maka dari itu, kata dia, para milenial dari latar belakang apapun, termasuk pertanian, harus punya semangat untuk bisa lebih sukses.

Khofifah melanjutkan, selain berusia muda, petani milenial juga erat dikaitkan dengan pemanfaatan teknologi digital di sektor pertanian. Teknologi digital mencakup penggunaan alat dan mesin pertanian modern, penggunaan internet, penggunaan telepon pintar, penggunaan teknologi informasi, penggunaan drone, dan atau penggunaan kecerdasan buatan. 

"Kita ajak milenial yang sudah punya passion kuat di sektor UKM termasuk pertanian untuk bergerak di transformasi digital," ucapnya.

Khofifah pun mengharapkan sinergi mulai dari hulu hingga hilir. Terutama setelah adanya data petani milenial, maka sinergi menjadi lebih terarah. "Siapa yang bergerak membantu melakukan pendampingan di sektor hulu dan siapa yang bergerak melakukan pendampingan di sektor hilir, sehingga bisa bergerak bersama membentuk ekosistem pertanian yang sehat dan terarah," kata dia.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement