Selasa 13 Feb 2024 09:53 WIB

Jelang Pemungutan Suara Pemilu 2024, MUI Jatim: Golput Bukan Pilihan

Ketiga pasangan capres-cawapres dinilai tokoh terbaik bangsa.

Rep: Dadang Kurnia/ Red: Irfan Fitrat
(ILUSTRASI) Simulasi pemungutan suara pemilu.
Foto: Republika/Putra M. Akbar
(ILUSTRASI) Simulasi pemungutan suara pemilu.

REPUBLIKA.CO.ID, SURABAYA — Ketua Umum Majelis Ulama Indonesia (MUI) Provinsi Jawa Timur (Jatim) KH M Hasan Mutawakkil ‘Alallah mengajak masyarakat untuk menggunakan hak pilihnya pada Pemilu 2024. Warga yang sudah mempunyai hak pilih diminta tidak “golput”.

Kiai Hasan mengatakan, Pemilu 2024 ini merupakan estafet kepemimpinan nasional. “Estafet kepemimpinan nasional ini bagian dari menjaga kedaulatan negara, yang sama menjaga martabat dan agama. Golput bukan pilihan, tapi menyia-nyiakan hak yang sudah diberikan oleh Allah,” kata dia, Senin (12/2/2024).

Baca Juga

Menurut Kiai Hasan, memilih golput dan mengakibatkan kegagalan pemilu dapat membawa kemudaratan bagi bangsa dan negara. “Yang menjadikan tatanan pemerintahan ini jadi semrawut. Artinya, golput itu haram,” kata dia.

Karenanya, Kiai Hasan mengajak masyarakat untuk mendatangi tempat pemungutan suara (TPS) pada 14 Februari 2024 dan menyalurkan hak pilihnya. “Semua tiga pasangan calon presiden dan calon wakil presiden (capres-cawapres) adalah kader dan tokoh terbaik bangsa ini. Kita tidak akan menemukan manusia yang sempurna, pasti memiliki kekurangan dan kelebihan. Maka pilih salah satu yang diyakini menjadi pemimpin nasional yang akan membawa kesejahteraan bangsa dan negara,” ujar dia.

Kiai Hasan berharap seluruh tahapan Pemilu 2024 dapat terus berjalan damai, jujur, dan adil. Ia mendoakan agar Allah menganugerahkan pemimpin yang bisa membawa Indonesia menjadi lebih maju, bermartabat, dan dihargai oleh bangsa lain. 

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement