REPUBLIKA.CO.ID, DEMAK — Ribuan rumah warga terdampak banjir di Kabupaten Demak, Jawa Tengah. Menurut Kepala Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) Letjen TNI Suharyanto, pemerintah akan memberikan bantuan perbaikan untuk rumah terdampak banjir yang mengalami kerusakan.
“Tentu saja, rumah yang mendapatkan bantuan harus memenuhi kriteria yang ada, di antaranya rusak ringan, sedang, dan berat,” kata Suharyanto, yang didampingi Bupati Demak Eisti’anah, saat meninjau penyedotan genangan banjir di Desa Wonorejo, Kecamatan Karanganyar, Kabupaten Demak, Rabu (21/2/2024).
Suharyanto mengatakan, bantuan yang diberikan untuk rumah rusak kategori ringan sebesar Rp 15 juta, rusak sedang Rp 30 juta, dan bantuan untuk rumah yang rusak berat Rp 60 juta.
Selain rumah, menurut Suharyanto, pemerintah juga akan memperhatikan sawah yang terdampak banjir. Sementara ini dikabarkan ada sekitar 4.000 hektare sawah yang terdampak banjir. “Sudah dirapatkan tingkat kementerian di bawah arahan Menteri Koordinator Bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan,” ujar dia.
Berdasarkan hasil rapat, Suharyanto mengatakan, sawah yang gagal panen atau puso akan dilindungi program asuransi. Teknis pelaksanaannya disebut merupakan kewenangan Kementerian Pertanian. “Bantuan untuk tanaman padi puso maupun rumah rusak tentu saja nanti tahap berikutnya setelah tanggap darurat masuk fase rehabilitasi rekonstruksi,” kata dia.
Saat ini masih tanggap darurat banjir. Masa tanggap darurat banjir di Kabupaten Demak diperpanjang selama 14 hari terhitung sejak Selasa (20/2/2024). Pusat Pengendalian Operasi (Pusdalops) BNPB melaporkan pada Selasa masih ada 18.739 jiwa (dari sebelumnya 28 ribu jiwa) yang mengungsi sementara ke tempat pengungsian karena rumahnya masih tergenang banjir.
Pengungsi tersebut tersebar di Kecamatan Karanganyar sebanyak 5.837 jiwa, Gajah 6.113 jiwa, Kecamatan Demak 764 jiwa, Mijen 29 jiwa, dan warga terdampak banjir yang mengungsi ke wilayah Kabupaten Kudus 5.996 jiwa. BNPB memastikan pemenuhan kebutuhan logistik para pengungsi.
Selama masa tanggap darurat, pemerintah mengintensifkan penanganan banjir yang menggenangi ribuan rumah warga. Untuk penyedotan genangan air di wilayah Desa Wonorejo, dikerahkan 18 unit pompa dari Balai Besar Wilayah Sungai (BBWS) dan enam unit dari BNPB.
“Kapasitas mesin pompa tersebut sekitar 250 liter per detik. Jika masif, tentu saja bisa cepat surut untuk menyelamatkan permukiman, jalur transportasi, serta sawah masyarakat. Mudah-mudahan dampak banjir terhadap masyarakat bisa diminimalkan,” ujar Suharyanto.