Rabu 17 Apr 2024 16:24 WIB

Bulog Banyumas Mulai Serap Beras Petani

Bulog menerapkan fleksibilitas harga dalam melakukan penyerapan.

Rep: Antara/ Red: Irfan Fitrat
(ILUSTRASI) Pekerja mengemas beras di gudang Bulog.
Foto: ANTARA FOTO/Arif Firmansyah
(ILUSTRASI) Pekerja mengemas beras di gudang Bulog.

REPUBLIKA.CO.ID, BANYUMAS — Perum Bulog Cabang Banyumas mulai menyerap beras hasil panen petani. Penyerapan dilakukan di wilayah eks keresidenan Banyumas, Jawa Tengah, yang meliputi Kabupaten Banyumas, Cilacap, Purbalingga, dan Banjarnegara.

“Penyerapan sudah mulai jalan. Per hari Selasa (16/4/2024) kemarin, sudah sekitar 110 ton beras yang masuk ke gudang Bulog Banyumas. Semoga penyerapan harian ke depan lebih kencang lagi,” kata Pimpinan Cabang Perum Bulog Banyumas Prawoko Setyo Aji, Rabu (17/4/2024).

Baca Juga

Menurut Prawoko, untuk sementara ini Bulog Banyumas masih fokus menyerap beras hasil panen petani. Pasalnya, harga gabah di tingkat petani dinilai masih tinggi. Saat ini, harga gabah kering panen (GKP) kualitas standar disebut masih berkisar Rp 7.000 per kilogram.

Selain itu, Prawoko mengatakan, pihaknya juga tengah menyiapkan beras untuk kebutuhan penyaluran bantuan pangan periode April, Mei, dan Juni 2024. “Kalau proses di gabah, strateginya nanti kan butuh giling, pengemasan, sehingga prosesnya panjang. Jadi, untuk sementara, kami mengejar di beras dulu, sambil melihat stok dan harga gabahnya yang bisa menyentuh ke HPP (Harga Pembelian Pemerintah),” kata Prawoko.

Dalam melakukan penyerapan hasil panen, Prawoko mengatakan, Bulog merujuk Keputusan Kepala Badan Pangan Nasional Nomor 167 Tahun 2024 tentang Fleksibilitas Harga Pembelian Gabah dan Beras Dalam Rangka Penyelenggaraan Cadangan Beras Pemerintah. 

Dengan fleksibilitas itu, HPP beras di gudang Bulog, dengan derajat sosoh minimal 95 persen, kadar air 14 persen, butir patah maksimal 20 persen, dan butir menir maksimal dua persen, dari sebelumnya Rp 9.950 per kilogram menjadi Rp 11 ribu.

GKP di tingkat petani, yang sebelumnya Rp 5.000 per kilogram, dengan fleksibilitas menjadi Rp 6.000. Sedangkan gabah kering giling (GKG) di gudang Perum Bulog, yang sebelumnya Rp 6.300 per kilogram, menjadi Rp 7.400. Penerapan fleksibilitas harga itu disebut diharapkan dapat menjadi jaring pengaman bagi produsen gabah dan beras, sehingga harga tidak terlampau turun saat masa panen raya.

Seiring dengan masa panen, Prawoko mengatakan, Bulog nantinya berupaya tidak hanya menyerap beras, tapi juga gabah hasil panen petani. “Pada tahun 2024 ini Bulog Banyumas ditargetkan menyerap sekitar 18 ribu ton setara beras,” kata Prawoko.

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement