REPUBLIKA.CO.ID, YOGYAKARTA -- Penyakit flu singapura atau yang disebut penyakit tangan, kaki, dan mulut (HFMD/Hand Foot, and Mouth Disease) disebut merajalela di Kota Yogyakarta. Dinas Kesehatan (Dinkes) Kota Yogyakarta mencatat hingga 15 Maret 2024 sudah ada 68 kasus suspek flu singapura ini.
Kepala Seksi Pengendalian Penyakit Menular dan Imunisasi Dinkes Kota Yogyakarta, Endang Sri Rahayu meminta masyarakat mewaspadai penyakit flu singapura. Apalagi flu singapura merupakan penyakit yang cepat menular.
Penyakit ini bahkan sering ditemui pada anak-anak, terutama pada usia di bawah 10 tahun. Meski begitu, tidak menutup kemungkinan penyakit tersebut dapat menyerang anak remaja maupun orang dewasa.
“Penyakit ini cepat menular jika tidak dilakukan pencegahan secara cepat dan tepat. Penyebarannya sangat cepat,” kata Endang dalam keterangan resminya, Senin (22/4/2024).
Kepala Puskesmas Kotagede II, Kota Yogyakarta, Yusnita Susila Astuti mengatakan bahwa saat ini kasus suspek penderita HFMD di wilayahnya sudah mencapai sembilan orang pada periode Januari hingga Maret 2024. Sedangkan, enam kasus diantaranya merupakan warga dari luar Kota Yogyakarta.
Dikatakan Yusnita bahwa angka tersebut meningkat jika dibandingkan dengan 2023 lalu. Sebab, baru tiga bulan di 2024 ini kasus suspek sudah mencapai sembilan, sedangkan selama 2023 dilaporkan ada 12 kasus flu singapura.
Yusnita menyebut, dikarenakan tidak ada pengobatan khusus untuk flu singapura, pengobatan bersifat simtomatik untuk mengatasi keluhan yang ditimbulkan. “Bisa memakai seperti paracetamol jika badan terasa panas. Jika anak yang berusia lebih besar, dapat kumur-kumur dengan obat kumur untuk mengurangi nyeri akibat luka-luka di mulut,” kata Yusnita.
Puskesmas Kotagede II, kata Yusnita, juga melakukan penyelidikan epidemiologi (PE) kasus flu singapura. Hal ini dengan tujuan dapat mengetahui sumber penularan penyakit, mengetahui sebaran penyakit flu singapura, mencegah penularan penyakit, serta memprediksi dan mencegah terjadinya kejadian luar biasa (KLB).