Ahad 12 May 2024 13:22 WIB

Pengawasan Hewan Ternak di Gunungkidul Diintensifkan Jelang Idul Adha

DPKH Gunungkidul mengantisipasi penyebaran penyakit hewan.

Rep: Antara/ Red: Irfan Fitrat
(ILUSTRASI) Petugas memeriksa kondisi kesehatan sapi di pasar hewan.
Foto: Antara/Siswowidodo
(ILUSTRASI) Petugas memeriksa kondisi kesehatan sapi di pasar hewan.

REPUBLIKA.CO.ID, GUNUNGKIDUL — Dinas Peternakan dan Kesehatan Hewan (DPKH) Kabupaten Gunungkidul, Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY) mengintensifkan pengawasan dan pemeriksaan hewan ternak menjelang Hari Raya Idul Adha. Langkah tersebut dilakukan untuk mengantisipasi penyebaran penyakit hewan, seperti antraks. 

Kepala DPKH Kabupaten Gunungkidul Wibawanti Wulandari mengatakan, pengawasan dan pemeriksaan dilakukan di pasar-pasar hewan, tempat penampungan hewan ternak, termasuk ternak milik warga. Hewan ternak yang didatangkan dari luar daerah pun mesti dilengkapi dengan Surat Keterangan Kesehatan Hewan (SKKH) “Kami melakukan pengecekan kesehatan hewan ternak melalui petugas di puskeswan secara berkala. Menjelang Idul Adha nanti lebih diintensifkan,” kata dia, Ahad (12/5/2024).

Baca Juga

Menurut Wibawanti, DPKH juga bekerja sama dengan Australia Indonesia Health Security Partnership (AIHSP), atau program kemitraan Australia-Indonesia untuk ketahanan kesehatan, untuk mengintensifkan komunikasi, informasi, dan edukasi soal kesehatan hewan. Khususnya di wilayah yang pernah muncul kasus antraks, seperti di Kalurahan Candirejo dan Serut.

“Sosialisasi tentang bagaimana hewan ternak tetap sehat dan bagaimana prosedur bila terdapat hewan sakit juga juga diberikan kepada masyarakat peternak,” ujar Wibawanti.  

Selain itu, Wibawanti mengatakan, DPKH membentuk kader kesehatan hewan di puskeswan dengan melibatkan peternak. Melalui program Gerdu Kita atau Gerakan Peduli Penyakit Antraks dan lainnya, DPKH menekankan soal edukasi terkait kesehatan hewan.

“Takmir masjid juga kami latih agar melakukan penyembelihan dengan benar sesuai kesehatan dan syariat. Mereka kami sarankan perlu mencari sapi yang sehat,” kata dia.

Wibawanti mengatakan, DPKH nantinya juga memantau pemotongan hewan kurban, dengan melibatkan mahasiswa “koas”, satu atau dua hari sebelum penyembelihan. Apabila ditemukan hewan yang sakit, DPKH akan menyarankan untuk menggantinya. 

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement