REPUBLIKA.CO.ID, SEMARANG -- Diiringi doa dan sukacita, Masjid At Taqwa Wates Ngaliyan, Kota Semarang, Jawa Tengah, diresmikan penggunaannya oleh Wali Kota Semarang Hevearita Gunaryanti Rahayu, Ahad (12/05/2024). Peresmian masjid ini menandai babak baru dalam dakwah Islam dan pengembangan masyarakat di wilayah tersebut.
Peresmian Masjid At Taqwa juga menjadi momen istimewa bagi keluarga besar Muhammadiyah Kota Semarang. Dihadiri oleh sekitar 2.000 orang jamaah dari unsur PRM, PCM, pleno PDM, PWM, majelis dan lembaga, ortom, amal usaha Muhammadiyah se-kota Semarang serta masyarakat setempat, acara ini juga menjadi ajang silaturahim dan halalbilhalal yang mempererat persatuan.
Selain itu hadir pula para undangan antara lain, Kepala Kantor Kementerian Agama Kota Semarang Ahmad Farid, perwakilan dari PCNU, MUI, unsur Forkompimcam Ngaliyan, dan undangan lainnya.
Kolaborasi Umat
Pembangunan Masjid At Taqwa ini merupakan hasil perjuangan, kolaborasi, dan gotong royong berbagai pihak. Dimulai dari semangat jamaah, panitia pembangunan, pengurus Muhammadiyah, pemerintah, tokoh agama, hingga masyarakat Wates Ngaliyan yang bahu membahu mewujudkan cita-cita mulia ini.
"Masjid At Taqwa ini merupakan wujud nyata kolaborasi dan gotong royong berbagai pihak. Kami bersyukur atas dukungan semua pihak dalam pembangunan masjid ini,” ujar Ketua Pimpinan Daerah Muhammadiyah (PDM) Kota Semarang, H. Fachrur Rozi, di lokasi acara.
Masjid At Taqwa di Wates merupakan pengganti masjid Muhammadiyah di Purwoyoso Ngaliyan yang sebelumnya tergusur oleh proyek tol Trans Jawa. Diletakkan batu pertamanya juga oleh Wali Kota pada tanggal 18 Mei 2023, sebelas bulan kemudian Masjid At Taqwa berhasil didirikan kembali di Kelurahan, Wates Kecamatan Ngaliyan.
"Peresmian masjid ini bukan hanya menandakan berdirinya tempat ibadah baru, tetapi juga menjadi momentum untuk memperkuat persatuan dan semangat dakwah di Wates Ngaliyan," kata Fachrur Rozi.
Masjid berasitektur modern dua lantai ini dibangun di atas lahan 1.600 meter persegi. Kapasitasnya bisa menampung lebih dari 300 jamaah.
Pembangunan masjid menelan biaya total hingga Rp 3,9 miliar. "Dana tersebut berasal dari berbagai sumber. Antara lain dari dana kas PDM, donasi jamaah, dukungan pemerintah, swasta, lembaga, dan kelompok masyarakat," terang Fachrur Rozi
Terletak di Jalan Raya Palir yang digadang-gadang menjadi jalan lingkar Kota Semarang, lokasi Masjid At Taqwa Wates Ngaliyan cukup strategis. Keberadaannya di pinggir jalan besar menjadikan masjid ini sebagai tempat singgah yang nyaman bagi siapa pun. Baik untuk keperluan ibadah maupun sekadar istirahat bagi masyarakat yang melintas di kawasan tersebut.
Masjid At Taqwa Wates Ngaliyan juga dirancang dengan mempertimbangkan kebutuhan berbagai kalangan. Fasilitas masjid dibuat ramah bagi lansia, penyandang disabilitas, perempuan, dan anak. Akses khusus, seperti ramp dan toilet khusus disediakan untuk memudahkan mobilitas lansia dan penyandang disabilitas.
"Kami ingin masjid ini dapat dinikmati oleh semua orang, tanpa terkecuali," kata Fachrur Rozi.
Pemberdayaan Masyarakat
Sementara itu Wali Kota Semarang Hevearita Gunaryanti Rahayu dalam sambutannya berharap Masjid At Taqwa Wates Ngaliyan dapat dijadikan sebagai pilot project masjid yang memberdayakan dan memakmurkan umatm Seperti halnya Masjid Jogokariyan di Yogyakarta. Baik pemberdayaan dalam bidang kesehatan, pendidikan, maupun ekonomi.
"Jadi masjid juga bisa memberdayakan ekonomi masyarakat sekitarnya. Bisa merangkul UMKM yang tersebar di Ngaliyan," kata Hevearita.
"Masjid juga bisa bekerja sama dengan pihak kelurahan Wates dan Ngaliyan dalam berbagai program untuk memakmurkan masyarakat," kata Mbak Ita, sapaan akrabnya.
Mengamini harapan Wali Kota, Ketua Takmir Masjid At Taqwa Wates Ngaliyan Prof Ahwan Fanani bertekad menjadikan masjid sebagai pusat dakwah, pendidikan, dan pemberdayaan masyarakat yang bermanfaat bagi semua. Masjid ini juga diharapkan dapat menjadi simbol persatuan dan semangat dakwah di Wates Ngaliyan.
"Masjid At Taqwa Wates ini nantinya tidak terbatas hanya untuk keperluan ibadah, namun multifungsi sebagai pusat syiar dakwah, pendidikan, pemberdayaan ekonomi, sosial masyarakat maupun budaya," ujar Ahwan yang juga merupakan guru besar Fisip UIN Walisongo itu.
Suasana halalbihalal dan peresmian masjid semakin meriah dengan hiburan kesenian islami. Antara lain rebana dari SMP Muhammadiyah 08 Mijen dan tari Islami dari TK ABA 45 Mijen. Serta ada pula penampilan dai cilik dari MI Muhammadiyah. Sementara acara pengajian disampaikan oleh Ketua DKM Masjid Al Falah Sragen, K.H. Kusnadi Ikhwani.