Oleh : Prof Ema Utami (Wakil Direktur Program Pascasarjana Universitas Amikom Yogyakarta)
REPUBLIKA.CO.ID, Berita pelaksanaan ibadah haji 1445 Hijriyah masih menghiasi halaman berbagai media. Seperti berita, mulai bergeser kembalinya jamaah haji dari melaksanakan puncak ibadah haji di armuzna (Arafah, Muzdalifah, dan Mina), khususnya jamaah yang mengambil nafar awal ke kota Mekah.
Imbauan untuk menjaga diri dari cuaca panas yang melanda Arab Saudi menjadi berita lainnya. Tidak dimungkiri bahwa haji merupakan ibadah yang membutuhkan banyak kegiatan yang bersifat fisik.
Rentetan kegiatan ibadah di armuzna memerlukan banyak aktivitas fisik dalam menjalaninya. Setelah di Mekah, kembali ibadah fisik berupa tawaf ifadah harus dilakukan oleh para jemaah haji. Dengan demikian, perlu kesadaran diri dari masing-masing jemaah untuk dapat menjaga kebugaran dirinya.
Berita pelaksanaan ibadah haji 1445 Hijriyah ini tentu kembali mengungkit memori saya saat melaksanakan ibadah haji lima tahun yang lalu. Ibadah haji terakhir sebelum pandemi Covid 19 melanda dan menyebabkan pembatasan jamaah haji oleh pemerintah Arab Saudi.
Selain berbagai aktivitas haji, algoritma media sosial yang saya gunakan saat ini juga banyak memberikan tampilan mengenai berbagai kegiatan olahraga, seperti lari dan gym. Pencarian, pengguliran, atau fokus dalam melihat tampilan media sosial yang digunakan dipastikan menjadi salah satu faktor utama. Algoritma dari media sosial bisa jadi berbeda untuk masing-masing pengguna dalam memberikan informasi.
Mayoritas dua tampilan media sosial mengenai haji dan olahraga tersebut dimungkinkan berasal dari olahan data aktivitas media sosial saya. Sains data, demikian istilah yang banyak digunakan untuk proses yang dilakukan dalam mengolah data dari aktivitas media sosial tersebut. Semakin banyaknya kegiatan yang dapat terkoneksikan ke jaringan global dari berbagai sumber menjadikan banyak data yang dapat diolah. Berbagai sumber data tersebut kemudian dapat diproses, diolah, dan dapat digunakan untuk banyak keperluan.
Data yang diambil dari sebuah smartphone yang dikantongi saat melakukan aktivitas lari misalnya, sudah cukup beragam. Dengan berbagai sensor yang ditanam dalam smartphone maka berbagai data tersebut diolah dan dijadikan informasi bagi penggunanya. Berapa langkah, jarak yang ditempuh, rute yang dilewati, elevasi yang diraih, sampai dengan kalori yang dibakar dapat diberikan informasinya. Semua informasi tersebut tentu merupakan estimasi yang didapatkan dari pemrosesan berbagai data yang dikurasi oleh aplikasi yang melekat dalam smartphone.
Kemajuan teknologi, khususnya internet of things (IoT) yang ditanamkan ke dalam berbagai perangkat termasuk smartphone dipastikan akan terus berkembang. Berbagai sensor data termasuk di dalamnya yang bersumber dari tubuh manusia semakin banyak dikembangkan. Sensor detak jantung, suhu tubuh, oksigen dalam darah, dan lain sebagainya sudah banyak ditanamkan dalam perangkat bergerak seperti smartwatch.
Hadirnya berbagai perangkat bergerak dengan IoT ini tentu menjadi tantangan sekaligus peluang tersendiri bagi peneliti, khususnya mahasiswa untuk menuangkan berbagai ide yang dimiliki. Ide pengembangan mulai dari akuisisi data sampai dengan pengolahan, dan penampilan informasi dari data yang dikumpulkan dapat dilakukan oleh para mahasiswa.
Berbagai permasalahan yang dijumpai saat pelaksanaan ibadah haji sampai dengan aktivitas olahraga dimungkinkan menjadi ide penelitian yang dapat dikembangkan. Informatika tentu menjadi salah satu bidang ilmu yang dapat mengisi berbagai peluang dan tantangan tersebut. Kecerdasan buatan, IoT, sains data, basis data, pemrograman, dan lain sebagainya merupakan ilmu pengetahuan yang diajarkan di bidang Informatika dan dapat digunakan untuk mengejar serta meraih peluang dan tantangan tersebut.
Program studi yang berkaitan dengan sains data, IoT, kecerdasan buatan, sains data, basis data, pemrograman merupakan pilihan yang dapat mengisi peluang dan tantangan tersebut. Di saat penerimaan mahasiswa baru saat ini, memilih program studi yang dapat menjadi jawaban persoalan di masa yang akan datang adalah harapan yang didambakan bersama. Universitas Amikom Yogyakarta memiliki beberapa program studi yang cukup lekat dengan berbagai peluang dan tantangan tersebut. Demikian pula dengan berbagai program studi lainnya yang juga dapat membuka peluang dan tantangan menarik tersendiri.
Setiap pilihan yang ditekuni dan sungguh-sungguh dijalani, Insya Allah masing-masing memiliki peluang dan tantangan tersendiri. Hal serupa dengan yang dijalani oleh para jemaah haji yang saat ini memilih nafar awal atau nafar tsani dengan didasarkan oleh Surat Al Baqarah ayat 203, "Berzikirlah kepada Allah pada hari yang telah ditentukan jumlahnya. Siapa yang mempercepat (meninggalkan Mina) setelah dua hari, tidak ada dosa baginya. Siapa yang mengakhirkannya tidak ada dosa (pula) baginya, (yakni) bagi orang yang bertakwa. Bertakwalah kepada Allah dan ketahuilah bahwa hanya kepada-Nya kamu akan dikumpulkan." Wallahu a’lam.
Selamat menjalankan ibadah haji 1445 Hijriyah.