Kamis 04 Jul 2024 13:56 WIB

'Perempuan Berkontribusi Besar Teguhkan Persatuan Nasional'

Kowani akan menyelenggarakan hari kebaya nasional pertama di Istora Senayan.

Acara peningkatan kapasitas Perempuan sebagai Agen Perubahan Dalam Meneguhkan Persatuan Nasional yang diselenggarakan Himpunan Wanita Karya (HWK) di Jakarta, Rabu (3/6/2024).
Foto: dokpri
Acara peningkatan kapasitas Perempuan sebagai Agen Perubahan Dalam Meneguhkan Persatuan Nasional yang diselenggarakan Himpunan Wanita Karya (HWK) di Jakarta, Rabu (3/6/2024).

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Ketua Umum Kongres Wanita Indonesia (Kowani) Giwo Rubianto Wiyogo mengatakan perempuan memiliki kontribusi besar dalam meneguhkan persatuan nasional.

"Kontribusi perempuan dalam mempertahankan persatuan nasional sering kali tidak terlihat secara langsung tetapi sangat penting," ujar Giwo saat menjadi pembicara dalam acara peningkatan kapasitas "Perempuan sebagai Agen Perubahan Dalam Meneguhkan Persatuan Nasional" yang diselenggarakan Himpunan Wanita Karya (HWK) di Jakarta, Rabu (3/6/2024).

Acara peningkatan kapasitas tersebut dibuka Ketua DPP HWK, Ir Danny Soedarsono, dan turut dihadiri Sekjen DPP HWK, Corry Y Soekotjo.

Dia menambahkan perempuan sebagai agen perubahan mencakup di segala bidang dan aspek kehidupan, di antaranya dalam bidang edukasi dan teknologi, persatuan dan kesatuan, pemberdayaan ekonomi, kesehatan, digitalisasi dan kelestarian lingkungan hidup.

Pada bidang pendidikan dan pengasuhan, perempuan memainkan peran sentral dalam mendidik generasi muda, dengan mengajarkan nilai-nilai persatuan, toleransi, dan penghargaan terhadap keragaman kepada anak-anak, serta menciptakan fondasi kuat bagi persatuan nasional di masa depan.

Perempuan juga banyak terlibat dalam kegiatan sosial dan kemasyarakatan yang mempromosikan dialog antarbudaya, perdamaian, dan keadilan sosial. "Mereka sering menjadi penggerak utama dalam inisiatif-inisiatif untuk menyelesaikan konflik dan membangun harmoni di masyarakat," jelas dia.

Dari sisi pembangunan ekonomi, perempuan berkontribusi pada pertumbuhan ekonomi yang berkelanjutan dan inklusif.

"Ini membantu mengurangi disparitas sosial dan ekonomi yang dapat mengancam persatuan nasional, " jelas dia.

Dalam politik dan pemerintahan, perempuan sering kali membawa perspektif baru dan menekankan pentingnya inklusivitas dalam pengambilan keputusan. Mereka memperjuangkan kebijakan yang mempromosikan persatuan nasional dan perlindungan hak-hak semua warga negara.

Sementara pada bidang seni, sastra, dan budaya, perempuan sering menjadi pengemban nilai-nilai kebangsaan dan kebhinekaan. Karya seni mereka sering kali mencerminkan dan mempromosikan keindahan dari keberagaman budaya Indonesia.

Bahkan dalam Kongres X Kowani yang dihadiri oleh Presiden Pertama Ir Soekarno, dengan jelas menyatakan bahwa Revolusi Indonesia tidak dapat berjalan tanpa adanya keterlibatan perempuan, yang mana seluruh perempuan yang hadir pada Kongres tersebut memakai kebaya.

"Dan pada 24 juli ini, Kowani akan menyelenggarakan hari kebaya nasional pertama di Istora Senayan dengan mengundang 7.000 perempuan dan ASEAN. Kita akan kilas balik pergerakan perjuangan perempuan di istora senayan dari puluhan tahun lalu. Acara ini juga akan dibuka oleh Presiden RI," jelas Giwo yang juga penanggung jawab Hari Kebaya Nasional 2024 itu.

Peneliti senior Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN), Prof Siti Zuhro, mengatakan perempuan memiliki potensi kepemimpinan yang baik dan secara fitrahnya memiliki sifat keibuan.

Dalam berpolitik, tantangan yang harus dihadapi perempuan diantara patriarki yang masih kental, bahkan seleksi kandidat dilakukan oleh sekelompok kecil yang kebanyakan laki-laki.

"Bahkan di parlemen, keterwakilan perempuan masih kurang dari seharusnya. Sayangnya, sedikit media yang mengangkat isu tersebut, " kata Siti Zuhro. 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement