Rabu 07 Aug 2024 15:34 WIB

5 Sapi di Gunungpati Semarang Mati Mendadak

Tak ada gejala yang terdeteksi sebelum sapi-sapi tersebut mati.

Rep: Kamran Dikarma/ Red: Karta Raharja Ucu
Sapi mati mendadak. Lima sapi milik peternak di Kelurahan Cepoko, Gunungpati, Kota Semarang, Jawa Tengah, mati mendadak secara bersamaan.
Sapi mati mendadak. Lima sapi milik peternak di Kelurahan Cepoko, Gunungpati, Kota Semarang, Jawa Tengah, mati mendadak secara bersamaan.

REPUBLIKA.CO.ID, SEMARANG -- Lima sapi milik peternak di Kelurahan Cepoko, Gunungpati, Kota Semarang, Jawa Tengah, mati mendadak secara bersamaan. Saat ini polisi tengah menyelidiki kejadian tersebut.

Ketua Kelompok Tani Rukun Makmur, Muhfasodin (38 tahun) mengungkapkan, kelima sapi di Cepoko mati serempak pada Senin (5/8/2024), sekitar pukul 05:30 WIB. Padahal pada malam sebelumnya, sapi-sapi tersebut masih tampak sehat.

Muhfasodin menilai, kematian kelima sapi itu cukup janggal. Hal itu karena tak ada gejala yang terdeteksi sebelum sapi-sapi tersebut mati.

"Iya janggal. Dulu kan PMK kan kelihatan ini kan wabah juga sudah enggak menjalar cuma ada seperti itu. Biasanya kan demam enggak mau makan kita tahu, bisa diperiksain dokter atau apa, (tapi) ini tahu-tahu mati semua langsung seketika enggak ada nyisihin satu atau dua," ucap Muhfasodin di lokasi, Selasa (6/8/2024).

Dia mengungkapkan, kejadian matinya lima sapi secara mendadak di Kelurahan Cepoko sudah dilaporkan ke Polsek Gunungpati dan Dinas Kesehatan Kota Semarang. Sementara itu, Kapolsek Gunungpati Kompol Agung Raharjo mengatakan, pihaknya telah melakukan olah TKP bersama Inafis Polrestabes Semarang untuk menyelidiki penyebab kematian sapi-sapi di Cepoko.

Menurut Agung, saat ini pihaknya juga tengah menunggu hasil lab dari sampel yang sudah diambil oleh Dinas Peternakan Kota Semarang. "Dokter hewan kemarin sudah ke sini dengan sapi meninggal itu diambil sampel darah di tenggorokan, termasuk daging dan sebagainya. Sementara hasil identifikasi secara kualifikasi kesehatan ini dokter hewan, sementara proses berjalan sedang diobservasi di lab Jogja," kata Agung.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement