REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA – Membangun jejaring dan menciptakan brand menjadi dua pengetahuan yang perlu dimiliki UMKM. Lewat jejaring dan komunitas, pelaku UMKM bisa saling belajar, sementara menciptakan brand merupakan seni untuk menggaet dan menciptakan loyalitas pelanggan.
Founder of The Entrepreneur Society (TES) Klemens B. Rahardja mengatakan bahwa jejaring (networking) sangat penting dalam merintis dan membangun usaha. Lewat jejaring, pelaku UMKM dapat saling belajar, berbagi dan meningkatkan omzet.
"Networking, berjejaring sosial itu bisa di mana saja. Banyak komunitas yang bisa dicari karena manusia itu makhluk sosial. Kita bisa melihat contohnya dari Paguyuban SRC," ujarnya pada sesi workshop untuk UMKM dengan tema "Tambah Teman, Tambah Maju Ala Paguyuban" pada ajang "Pesta Rakyat UMKM Untuk Indonesia" di Jakarta, Senin (22/7/2024).
Sebagai konteks, Paguyuban Sampoerna Retail Community (SRC) adalah komunitas-komunitas di berbagai daerah yang dibentuk oleh para pemilik Toko SRC untuk saling mendukung, berbagi ilmu untuk meningkatkan daya saing toko kelontong dan berkontribusi memajukan UMKM nasional. Di dalam Paguyuban SRC, para pengusaha toko kelontong saling berbagi ilmu.
PT HM Sampoerna Tbk. (Sampoerna) mencatat jumlah toko SRC saat ini telah lebih dari 250 ribu di seluruh Indonesia. Dari jumlah itu terdapat lebih dari 8.200 Paguyuban SRC. Adapun, SRC adalah program pembinaan toko kelontong oleh Sampoerna sejak 2008 dengan tujuan meningkatkan daya saing mereka.
Klemens menuturkan banyak pelaku UMKM punya impian besar tetapi acap kali mengecilkan impian lantaran omzet yang masih kecil. Menurutnya, pola pikir itu harus diubah dengan fokus pada meningkatkan pendapatan guna mengejar mimpi.
Dia menambahkan, ada empat poin penting yang harus dimiliki wiraswasta termasuk UMKM. Pertama, UMKM harus memiliki pola pikir bahwa peluang ada di mana-mana. Kedua, pelaku UMKM perlu memprioritaskan untuk membantu orang lain terlebih dahulu dan rejeki akan datang kemudian.
“Kalau usaha toko, apa yang kita bisa bantu? Tentu dengan membantu memberikan solusi bagi konsumen. Contoh, mungkin bisa dengan mengantar barang ke rumah,” jelasnya.
Ketiga, lanjutnya, UMKM dapat memulai dengan menjual barang orang lain, untuk kemudian menciptakan produk sendiri. Keempat, modal itu penting tapi bukan keharusan. Modal itu bisa berupa tenaga, pikiran, ide, relasi, dan lainnya. "Modal itu bisa digunakan untuk meningkatkan omzet," katanya menambahkan.
Pada kesempatan yang sama, Founder Brand Adventure, Arto Biantoro, menambahkan bahwa branding menjadi salah satu bagian yang tidak terpisahkan dari usaha. Brand, jelasnya, adalah unsur pembeda dari produk dan jasa yang ditawarkan, sementara branding adalah proses membangun persepsi konsumen.
“Media sosial membantu kita membangun brand tapi tidak maksimal karena hanya dengan melihat dan mendengarkan. Untuk menciptakan persepsi kelima indra manusia harus bisa merasakan. Toko bersih, terang adalah bagian dari membangun brand,” jelasnya.
Putra dari penyanyi legendaris Kris Biantoro ini melanjutkan langkah penting dalam menciptakan brand dikenal sebagai touchpoint atau semua upaya yang dilakukan untuk menciptakan persepsi.
Contoh touchpoint ialah jika ingin mem-branding toko sebagai menjual barang asli bisa mempromosikan lewat tulisan seperti “Jika barang palsu, kami ganti dua kali lipat” atau “Toko kami hanya menjual barang asli."
“Ini penting karena kita punya ratusan ribu toko kelontong yang berbeda-beda tapi kita harus punya konsumen yang loyal. Loyalitas itu dibangun dengan menciptakan persepsi," katanya.