Rabu 06 Nov 2024 08:55 WIB

FKKMK UGM Ajak Puluhan Mahasiswa Asing Perkuat Ketahanan Kesehatan di Kulonprogo

Pemberdayaan komunitas untuk ketahanan kesehatan telah jadi prioritas global.

Puluhan mahasiswa yang tergabung dalam program Summer Course 2024 International Healthcare yang diselenggarakan FKKMK UGM berfoto bersama di Kopi Sawah, Kulonprogo, Daerah Istimewa Yogyakarta, Selasa (5/11/2024).
Foto: Republika/Fernan Rahadi
Puluhan mahasiswa yang tergabung dalam program Summer Course 2024 International Healthcare yang diselenggarakan FKKMK UGM berfoto bersama di Kopi Sawah, Kulonprogo, Daerah Istimewa Yogyakarta, Selasa (5/11/2024).

REPUBLIKA.CO.ID, YOGYAKARTA -- Fakultas Kedokteran, Kesehatan Masyarakat, dan Keperawatan (FKKMK) Universitas Gadjah Mada (UGM) mengajak puluhan mahasiswa asing memperkuat ketahanan kesehatan masyarakat di Kabupaten Kulonprogo, Daerah Istimewa Yogyakarta, dalam menghadapi perubahan iklim.

"Permasalahan yang kita hadapi saat ini (perubahan iklim-Red) tidak hanya bersifat lokal dan nasional, tapi juga internasional sehingga kami berpikir untuk melibatkan para peserta dari luar negeri," kata Wakil Dekan Bidang Akademik dan Kemahasiswaan FKKMK UGM Ahmad Hamim Sadewa pada konferensi pers Summer Course 2024 International Healthcare di Kopi Sawah, Kulonprogo, Selasa (5/11/2024).

Hamim beralasan, para mahasiswa asing tersebut memiliki kelebihan telah dikenalkan dengan pola pikir (mindset) mandiri dan problem solving sejak kecil. Hal itu, kata dia, perlu ditularkan kepada para mahasiswa di dalam negeri khususnya di UGM.

Hamim pun melanjutkan UGM berkomitmen menjadi bagian dari solusi global dalam menciptakan masyarakat yang tangguh menghadapi perubahan iklim.

Melalui program "Summer Course 2024 International Healthcare" yang mengusung tema "Empowering Communities for Climate Health Resilience", sebanyak 60 mahasiswa dari berbagai negara dilibatkan untuk memberdayakan komunitas di Kabupaten Kulonprogo dalam menjaga ketahanan kesehatan.

"Hal ini akan membuat masyarakat mempunyai daya tahan yang cukup kuat dalam menghadapi berbagai hal terkait dengan kesehatan," ujar Hamim.

Menurut dia, pemberdayaan komunitas untuk meningkatkan ketahanan kesehatan masyarakat telah menjadi prioritas global dan telah terbukti tangguh menghadapi pandemi Covid-19

"Pandemi Covid-19 telah mengajarkan bahwa kesehatan adalah masalah yang sifatnya kompleks. Butuh berbagai disiplin ilmu untuk memecahkan masalah kesehatan. Oleh karena itu diperlukan kolaborasi antar-disiplin ilmu," tutur Hamim.

Dari puluhan mahasiswa internasional yang dilibatkan, 26 orang merupakan mahasiswa asing dari Vrije Universiteit Amsterdam, Belanda, University Putra Malaysia, Malaysia, dan University of Malta, Italia.

Selebihnya berasal dari Indonesia yang terdiri 28 mahasiswa UGM, lima mahasiswa Universitas Pattimura, dan satu mahasiswa Universitas Indonesia (UI).

Selain FKKMK UGM, kegiatan itu juga berkolaborasi dengan fakultas lain di UGM, mencakup fakultas kedokteran gigi, fakultas farmasi, fakultas kehutanan, dan fakultas geografi.

Keterlibatan mahasiswa dalam memahami dan mengenali masalah kesehatan secara global di masyarakat secara langsung, menurut Hamim, menjadi proses pembelajaran yang holistik.

Sementara itu, Ketua Tim International FK-KMK UGM Prof Gunadi menuturkan puluhan mahasiswa internasional itu mengikuti kuliah selama sepekan yakni pada 28 Oktober-8 November 2024 dengan berbagai narasumber ahli dari dalam dan luar negeri, sebelum akhirnya diterjunkan di tengah masyarakat di Kulonprogo.

Para mahasiswa kemudian mengembangkan hipotesis terkait permasalahan kesehatan di masyarakat untuk merumuskan upaya advokasi dan alternatif solusi yang disampaikan kepada puskesmas. "Nanti terserah puskesmas, bagaimana ini kemudian bisa diimplementasikan atau tidak," ujar Gunadi.

photo
Sejumlah mahasiswa asing yang tergabung dalam program Summer Course 2024 International Healthcare yang diselenggarakan FKKMK UGM berinteraksi dengan pengelola Dapur Mucuna Chips di Dusun Tegowanu RT 21/RW 11 Kelurahan Kaliagung, Sentolo, Kulonprogo DIY, Selasa (5/11/2024). - (Republika/Fernan Rahadi)

Para mahasiswa dalam program tersebut berkesempatan berinteraksi langsung dengan masyarakat dan bekerjasama dengan 10 puskesmas setempat, termasuk Puskesmas Wates, Puskesmas Sentolo 1, Puskesmas Sentolo 2, Puskesmas Pengasih 1, Puskesmas Pengasih 2, Puskesmas Nanggulan, Puskesmas Kalibawang, Puskesmas Lendah 1, Puskesmas Panjatan 2, dan Puskesmas Temon.

Salah satunya, kemarin para mahasiswa berkesempatan langsung melihat pembuatan keripik tempe benguk khas Kulonprogo di Dapur Mucuna Chips yang terletak di Dusun Tegowanu RT 21/RW 11 Kelurahan Kaliagung, Sentolo, Kulonprogo DIY. Dapur tersebut digerakkan oleh para difabel yang tergabung dalam Kelompok Difabel Kelurahan (KDK) Santika Kaliagung di wilayah keraja Puskesmas Sentolo 1.

 

sumber : Antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement