REPUBLIKA.CO.ID, YOGYAKARTA -- Kineidoscope yang digelar Unit Kegiatan Mahasiswa (UKM) MM Kine Club Universitas Muhammadiyah Yogyakarta (UMY) resmi ditutup di IFI-LIP Yogyakarta, Rabu (20/11/2024). Kegiatan tersebut berlangsung selama tiga hari yakni mulai tanggal 18-20 November 2024. Acara ini bertujuan sebagai ajang apresiasi kepada para sineas atas karya-karya yang telah dibuatnya
Pembina MM Kine Club, Budi Dwi Arifianto menyatakan bahwa Kineidoscope merupakan acara apresiasi yang diadakan rutin setiap tahunnya untuk memfestivalkan festival. Acara ini menampilkan program produksi dengan menyorot film-film terbaik nusantara dan internasional.
“Harapannya dengan dihadirkan film-film terbaik dari Indonesia serta film internasional dapat menjadi bahan belajar sekaligus referensi kita bersama untuk selalu berkembang di dunia perfilm-an. Ia juga menambahkan bahwa acara kineidoscope 2024 merupakan ajang menempa diri, mengasah hard skill dan soft skill, serta sebagai wadah untuk selalu menciptakan ruang kreatif untuk menghasilkan inovasi ke depan yang lebih baik," katanya dalam siaran pers yang diterima Republika, Kamis (21/11/2024).
"Tahun ini kita bekerja sama dengan 15 Partner Festival serta akan menayangkan 69 film yang akan diputar secara gratis di IFI-LIP Yogyakarta ujar Rifqi Ihsan selaku Festival Director Kineidoscope. Ia juga menambahkan pada tahun ini selain bekerja sama dengan festival-festival yang ada di indonesia kita juga berhasil bekerja sama dengan beberapa festival film dari luar negeri," katana.
Ada Beberapa festival film internasional yang berasal dari luar negeri yang tayang dan dapat dinikmati oleh penonton di Kineidocope 2024, seperti Brunei Film Blitz yang berasal dari Brunei, kemudian Visual Documentary Project yang berasal dari Kyoto, Festival Sinema Prancis dari Prancis, Alternativa Film Project asal Uzbekistan.
Pada sambutannya di IFI-LIP, M. Fawwaz Faizurrahman, selaku Program Director Kineidoscope 2024, menyatakan bahwa Kineidoscope adalah Festival Film yang menghadirkan kekayaan budaya dari berbagai daerah di Indonesia. Dengan menonjolkan keberagaman sebagai inti utama, festival ini mengusung tagline: "Jelajah Budaya melalui Festival Film."
"Harapannya film-film dari daerah lain dapat menemukan penontonnya di Jogja, dan penonton dapat merasakan kebudayaan lain lewat film-film yang ditayangkan di Kineidoscope," kata
Sementara itu, Wakil Dekanat Fisipol UMY, Taufiqur Rahman, mengapresiasi Kineidoscope tahun ini dengan bangga. Ia berharap acara ini dapat berjalan dengan sukses dan lancar, serta dapat mempertemukan antara sineas dan penontonnya, kemudian dapat memberikan wawasan baru di dunila perfilman.