Senin 16 Dec 2024 20:42 WIB

BMKG Modifikasi Cuaca Antisipasi Cuaca Ekstrem Saat Nataru

Ada potensi peningkatan curah hujan sebesar 20 persen saat Nataru.

Hujan (ilustrasi)
Foto: www.freepik.com
Hujan (ilustrasi)

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika (BMKG) melakukan upaya modifikasi cuaca menjelang liburan Natal dan Tahun Baru 2025. Kepala BMKG Dwikorita Karnawati mengatakan, modifikasi cuaca dilakukan untuk mengantisipasi cuaca ekstrem berupa peningkatan curah hujan sebesar 20 persen yang diperkirakan melanda sejumlah daerah selama Nataru.

“BMKG dalam rangka untuk memitigasi kondisi cuaca, bersama dengan BNPB (Badan Nasional Penanggulangan Bencana) dan TNI-Polri melakukan modifikasi cuaca terutama untuk titik-titik yang dikhawatirkan akan berdampak potensi bencana,” kata Dwikorita Karnawati usai menghadiri rapat koordinasi (rakor) lintas sektor dalam rangka kesiapan pengamanan masa libur Natal dan Tahun Baru 2025 di Gedung Auditorium PTIK, Jakarta, Senin (16/12/2024).

Dwikorita juga mengingatkan masyarakat untuk terus memonitor perkembangan informasi cuaca, utamanya di jalur mudik. “Dari perkiraan dan prediksi kami, menjelang Natal dan Tahun Baru hingga sekitar tanggal 9 Januari, di beberapa wilayah, terutama yang di jalur mudik, juga mengalami peningkatan eskalasi cuaca,” ucapnya.

Ia mengatakan, masyarakat dapat memonitor cuaca di jalur mudik yang dilewati melalui aplikasi info BMKG. “Terus saja memonitor perkembangan informasi agar dapat merencanakan perjalanan dengan, Insha Allah, aman, dan nyaman,” kata dia.

Sebelumnya, Dwikorita mengatakan cuaca ekstrem diperkirakan berpotensi terjadi hingga Maret-April 2025, dipengaruhi oleh fenomena La Nina lemah yang dapat meningkatkan curah hujan sebesar 20 persen. Ia mengatakan dinamika atmosfer, seperti Madden-Julian Oscillation (MJO) dan potensi cold surge (seruakan udara dingin) yang bergerak dari daratan Asia (Siberia) menuju wilayah barat Indonesia, juga diproyeksikan aktif selama periode Natal dan Tahun Baru.

"Kedua fenomena ini memiliki potensi untuk meningkatkan intensitas dan volume curah hujan di berbagai wilayah Indonesia, meskipun skala dan dampaknya masih memerlukan pemantauan lebih lanjut," katanya.

BMKG terus memantau kondisi ini secara cermat dan menyampaikan informasi terkini untuk mendukung langkah antisipatif serta mengurangi risiko di lapangan. Ia mengatakan peringatan dini cuaca akan disampaikan setiap pekan dan diulang tiga hari sebelum kejadian, bahkan hingga tiga jam sebelum kejadian cuaca ekstrem.

Aplikasi BMKG mobile juga menyediakan fitur Digital Weather for Traffic (DWT). Layanan tersebut dapat digunakan pelaku perjalanan untuk mengecek informasi cuaca di jalur mudik.

"Pengguna dapat mengakses informasi peringatan dini, cuaca jalur darat, cuaca rute perjalanan, cuaca bandar udara, cuaca pelabuhan, cuaca penyeberangan, hingga informasi penerbangan dan gelombang," katanya.

sumber : Antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement