Selasa 14 Jan 2025 21:46 WIB

Percepatan Vaksinasi, Bantul Tunggu Vaksin PMK dari Pusat

itu, Pemda DIY juga telah mengajukan permintaan bantuan 100 ribu dosis vaksin.

Rep: Silvy Dian Setiawan/ Red: Karta Raharja Ucu
Veteriner Dinas Pertanian, Pangan, dan Perikanan Kabupaten Sleman melakukan vaksinasi penyakit PMK ke ternak warga di Cangkringan, Sleman, Yogyakarta, Selasa (28/6/2022). Pemkab Sleman bersama Kementerian Pertanian (Kementan) meluncurkan program vaksinasi Penyakit Mulut dan Kuku (PMK) di Kabupaten Sleman. Hal itu dilakukan dalam rangka menekan penyebaran virus PMK di Kabupaten Sleman. Ada 3.100 dosis vaksin PMK yang diberikan pada tahap pertama. Sapi perah menjadi prioritas pada vaksinasi penyakit PMK
Foto: Wihdan Hidayat / Republika
Veteriner Dinas Pertanian, Pangan, dan Perikanan Kabupaten Sleman melakukan vaksinasi penyakit PMK ke ternak warga di Cangkringan, Sleman, Yogyakarta, Selasa (28/6/2022). Pemkab Sleman bersama Kementerian Pertanian (Kementan) meluncurkan program vaksinasi Penyakit Mulut dan Kuku (PMK) di Kabupaten Sleman. Hal itu dilakukan dalam rangka menekan penyebaran virus PMK di Kabupaten Sleman. Ada 3.100 dosis vaksin PMK yang diberikan pada tahap pertama. Sapi perah menjadi prioritas pada vaksinasi penyakit PMK

REPUBLIKA.CO.ID, BANTUL -- Hewan ternak khususnya sapi yang terjangkit penyakit mulut dan kuku (PMK) terus meningkat di DIY, termasuk di Kabupaten Bantul. Dinas Ketahanan Pangan dan Pertanian (DKPP) Kabupaten Bantul menyebut telah melakukan vaksinasi terhadap hewan ternak di daerah-daerah yang terdampak penyebaran virus ini.

Kepala DKPP Kabupaten Bantul, Joko Waluyo mengatakan, pihaknya telah melakukan vaksinasi PMK sebanyak 274 dosis kepada sapi di wilayah-wilayah yang terdampak. Meski begitu, percepatan vaksinasi PMK ini akan terus dilakukan mengingat kasusnya yang semakin meluas.

Baca Juga

“DKPP sedang menunggu distribusi tambahan 10 ribu dosis vaksin dari pemerintah pusat untuk mempercepat proses vaksinasi hewan ternak,” kata Joko, Selasa (14/1/2024).

Selain vaksinasi, pihaknya juga menggencarkan edukasi dan penyuluhan kepada peternak terkait dengan penyebaran PMK. Joko menuturkan, saat ini tercatat sebanyak 322 ekor sapi di Kabupaten Bantul yang sudah dinyatakan positif PMK berdasarkan data Sistem Informasi Kesehatan Hewan Nasional (iSIKHNAS). Dari jumlah tersebut, 32 ekor sapi dilaporkan mati akibat virus tersebut.

Untuk itu, pihaknya pun memutuskan untuk menutup sementara operasional Pasar Hewan Imogiri, menyusul terus meningkatnya kasus PMK terhadap hewan ternak khususnya sapi di DIY, termasuk di Kabupaten Bantul. Penutupan ini dilakukan selama dua pekan atau 14 hari yang terhitung sejak 14 Januari 2025 ini.

Joko menuturkan, penutupan tersebut dilakukan dalam rangka memutus mata rantai penyebaran virus PMK. “Penutupan pasar ini menjadi upaya preventif agar wabah tidak semakin meluas,” ucap Joko.

Penyemprotan disinfektan di seluruh area Pasar Hewan Imogiri juga dilakukan oleh BPBD Kabupaten Bantul. Hal ini dilakukan guna memastikan sarana dan prasarana pasar bebas dari kontaminasi virus PMK.

“Sehingga saat pasar kembali dibuka, lingkungan sudah lebih aman bagi para peternak dan hewan ternak,” ucap Joko.

Sementara itu, Pemda DIY juga telah mengajukan permintaan bantuan 100 ribu dosis vaksin guna mempercepat penanganan PMK kepada pemerintah pusat. Vaksinasi menjadi langkah prioritas bagi DIY karena kasus PMK yang semakin meluas.

Untuk tahap awal dari vaksin yang diajukan tersebut, vaksinasi PMK akan difokuskan terhadap hewan ternak sapi. Hal ini mengingat sapi paling banyak tertular PMK di DIY dibandingkan dengan kambing maupun domba.

Pemda DIY melalui Dinas Pertanian dan Ketahanan Pangan (DPKP) mencatat bahwa empat kabupaten di DIY telah terjangkit PMK yakni Kabupaten Bantul, Kabupaten Sleman, Kabupaten Kulon Progo, dan Kabupaten Gunungkidul. Sedangkan, di Kota Yogyakarta belum ditemukan adanya penyebaran PMK pada hewan ternak.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement