Ahad 09 Feb 2025 23:44 WIB

Israel Kembali Langgar Gencatan Senjata, IDF Tembak Mati Tiga Warga Gaza

Pasukan pendudukan Israel yang menembaki warga sipil di wilayah timur Kota Gaza.

Rep: Kamran Dikarma/ Red: Karta Raharja Ucu
Seorang Ibu Palestina bersama anak-anaknya berjalan kaki pulang kembali menuju rumah mereka di Jalur Gaza Utara, Senin (27/1/2025). Ribuan warga Palestina untuk pertama kalinya kembali ke rumah mereka di wilayah Gaza Utara yang sebelumnya ditutup oleh Israel.
Foto: AP Photo/Abdel Kareem Hana
Seorang Ibu Palestina bersama anak-anaknya berjalan kaki pulang kembali menuju rumah mereka di Jalur Gaza Utara, Senin (27/1/2025). Ribuan warga Palestina untuk pertama kalinya kembali ke rumah mereka di wilayah Gaza Utara yang sebelumnya ditutup oleh Israel.

REPUBLIKA.CO.ID, GAZA -- Israel kembali melanggar gencatan senjata di Jalur Gaza. Pasukan mereka menembak mati tiga warga sipil Palestina di wilayah tersebut, Ahad (9/2/2025).

"Tiga orang yang menjadi martir dan beberapa orang terluka akibat pasukan pendudukan Israel yang menembaki warga sipil di wilayah timur Kota Gaza," ungkap juru bicara badan pertahanan sipil Gaza, Mahmoud Bassal, dikutip laman Al Arabiya.

Bassal menyerukan penduduk untuk menghindari wilayah timur Kota Gaza dan posisi militer Israel. Dia menekankan kepada warga di sana tentang pentingnya mengikuti arahan resmi dari otoritas Gaza.

Sementara itu militer Israel mengakui bahwa pasukannya menembaki sejumlah orang di daerah timur Kota Gaza. Mereka berdalih, penembakan dilakukan karena orang-orang tersebut mendekati posisi mereka. "Pasukan maju ke kendaraan militer dan melepaskan tembakan peringatan ke arah para tersangka," katanya.

"Beberapa serangan teridentifikasi setelah tembakan dilepaskan, dan mereka yang mendekati barikade penghalang, mundur," tambah militer Israel  

Militer Israel mengklaim berkomitmen melaksanakan gencatan senjata. Mereka mengingatkan agar warga Gaza tidak mendekati posisi pasukan Israel di wilayah tersebut.

Pada Ahad, pasukan Israel dilaporkan mulai mundur atau menarik diri dari Koridor Netzarim di Jalur Gaza. Hal itu dilakukan sebagai bagian dari kesepakatan gencatan senjata dengan Hamas.

Koridor Netzarim dibuat tentara Israel untuk membelah Jalur Gaza menjadi wilayah utara dan selatan. Koridor itu juga diperuntukkan agar mencegah warga Palestina yang mengungsi kembali ke rumah mereka.

Kesepakatan gencatan senjata Israel dan Hamas, yang berlaku sejak 19 Januari 2025, bakal berlangsung dalam tiga fase. Pada fase pertama, Hamas bakal membebaskan 33 tawanan. Sebagai gantinya Israel harus melepaskan 1.900 tahanan Palestina.

Kesepakatan gencatan senjata Israel-Hamas bakal berlangsung selama 90 hari. Jika kesepakatan berjalan mulus, Israel bakal mundur sepenuhnya dari Gaza dan Hamas akan membebaskan semua warga Israel yang menjadi tawanan. Jasad dari tawanan yang terbunuh akibat serangan Israel juga bakal dikembalikan.

Agresi Israel ke Jalur Gaza yang dimulai pada Oktober 2023 telah menyebabkan lebih dari 48 ribu warga Palestina di sana terbunuh. Saat ini krisis kemanusiaan masih berlangsung di Gaza karena sebagian besar infrastruktur-infrastruktur vital, seperti rumah, sekolah, dan fasilitas kesehatan, telah hancur terhantam serangan Israel.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement