Kamis 13 Feb 2025 22:00 WIB

Viral, 140 Jamaah Umroh Asal Sultra Ditelantarkan Travel, Dicap Imigran Gelap di Filipina

Travel disebut memberikan tiket pesawat palsu.

Jamaah melksanakan ibadah Umroh. (ilustrasi)
Foto: Republika/Fuji Eka Permana
Jamaah melksanakan ibadah Umroh. (ilustrasi)

REPUBLIKA.CO.ID, KENDARI -- Viral di media sosial, 140 jamaah umroh asal Sulawesi Tenggara (Sultra) diduga menjadi korban penelantaran agen perjalanan Travel Smarthajj. Bahkan satu rombongan 25 orang tertipu tiket palsu hingga dicap imigran gelap.

Selain itu, dikabarkan dua jamaah bernama Gusman Sanusi (50 tahun) asal Baubau dan seorang jamaah asal Kendari, meninggal dunia karena kelelahan. Gusman Sanusi meninggal di pesawat saat penerbangan dari Filipina ke Malaysia pada Rabu (5/2/2025) dini hari, sementara jamaah asal Kendari wafat di Mekkah. Kedua jamaah diduga meninggal dunia karena kelelahan setelah menempuh perjalanan panjang dan terlantar di beberapa bandara luar negeri.

Dalam video yang beredar di media sosial, seorang jamaah menceritakan pengalaman pahitnya terlunta-lunta di luar negeri. Ratusan jamaah itu bahkan sampai terlunta-lunta di beberapa negara karena masalah tiket pesawat pulang ke Indonesia dan administrasi.

Travel disebut memberangkatkan jamaah melalui beberapa rute berbeda. Ada yang melalui Bangkok, dan terlantar selama tiga malam sebelum akhirnya diterbangkan ke Jeddah dengan transit di Abu Dhabi. Bahkan, sampai di Mekkah hotel yang harusnya mereka tempati sudah ditempati jamaah lain, sehingga harus berpindah-pindah tempat menginap selama di Tanah Suci.

Tak hanya keberangkatan, ketika pulang ke Indonesia pun mereka kembali ditelantarkan. Jamaah diterbangkan ke Filipina dan ditahan oleh Imigrasi selama dua hari akibat tiket palsu yang diberikan travel. Para jamaah pun tidur di lantai hingga akhirnya dibantu oleh KBRI Manila.

"Air zam-zam yang harusnya jadi oleh-oleh untuk keluarga/teman/kerabat kami, harus kami ikhlaskan karena otoritas bandara melarang kami membawanya ke penerbangan berikutnya. Air zamzam ini akan disimpah di masjid KBRI di Manila," tulis keterangan dalam video yang beredar.

Jamaah ditahan di ruang isolasi Imigrasi Filipina sambil diawasi ketat. "Sampai kapan saya di sini menunggu dan teman-teman saya dalam ruang imigrasi? Ya sampai @smarthajj.id memesankan kami tiket pulang ke Indonesia. Bukan transit-transit lagi. Tenaga sudah hampir habis. Hati dan pikiran terkuras di sini."

Ini bukan kali pertama travel umroh menelantarkan jamaahnya. Pada Januari 2025 beredar kabar jamaah umroh kepayahan karena banyak jamaahnya tidak bisa masuk ke hotel di Mekkah dan Madinah.

Menteri Agama (Menag) Nasaruddin Umar pun sampai angkat bicara soal penelantaran tersebut. Dia meminta Penyelenggara Perjalanan Ibadah Umrah (PPIU) untuk mengantisipasi.

Nasaruddin mengingatkan tugas travel atau PPIU adalah untuk mengawal seluruh proses perjalanan umrah dengan lancar. Jika sampai terjadi jamaah Indonesia terlantar akibat tidak dapat kamar, berarti telah terjadi pelanggaran.

“Travelnya kita mohon bertanggung jawab. Kalau tidak mau bertanggung jawab, ya jangan memberangkatkan,” kata Imam Besar Masjid Istiqlal itu usai mengikuti pembukaan Kongres Gerakan Keluarga Maslahat (GKM) NU di Jakarta, Jumat (31/1/2025).

Dia mengatakan, travel umrah harus menjamin penyelenggaraan umrah berjalan lancar. Tidak hanya urusan ibadahnya saja. Tetapi juga layanan akomodasi seperti hotel dan lainnya. “(Jika terjadi penelantaran) bersiap-siap berhadapan dengan hukum,” tuturnya.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement