REPUBLIKA.CO.ID, SEMARANG -- Dinas Kesehatan Jawa Tengah (Jateng) mengimbau warga agar mewaspadai penyebaran penyakit leptospirosis. Hal itu mengingat masih berlangsungnya musim penghujan yang berpotensi memicu genangan air atau banjir.
Kepala Bidang Pencegahan dan Pengendalian Penyakit (P2P) Dinkes Jateng Irma Makiah mengungkapan, instensitas hujan di Jateng masih cukup tinggi. "Bahkan di beberapa daerah terjadi banjir, rob, dan lain-lain. Ini merupakan tempat menyenangkan untuk tikus sebagai vektor salah satu penyakit, yaitu leptospirosis, untuk berkembang biak," kata Irma saat diwawancara, Jumat (14/2/2025).
Dia menjelaskan, leptospirosis adalah penyakit yang disebabkan bakteri leptospira. Bakteri tersebut dibawa dan ditularkan oleh tikus. "Bilamana tikus ini kencing di air atau di makanan, kemudian airnya ini kena luka atau mata atau menular lewat makanan yang dikonsumsi, ini bisa menyebabkan orang itu terkena infeksi leptospirosis," ucapnya.
Irma menambahkan, gejala yang dialami seseorang ketika terinfeksi leptospirosis antara lain demam, nyeri badan, dan nyeri pada betis. "Bahkan kalau pada kasus yang parah bisa kuning, seluruh badannya kuning, dan bisa mengakibatkan gangguan atau bahkan gagal ginjal," katanya.
Dia mengungkapkan, hingga Januari lalu, sudah terdapat 61 kasus leptospirosis di Jateng. "Tapi ini sebetulnya pengobatannya tidak sulit. Puskesmas bisa mengobati, rumah sakit bisa, dokter di klinik juga bisa, asal dideteksi secara cepat dan tepat," ucap Irma.
"Jadi bapak-ibu, yang pekerjaannya berisiko, yang suka bersih-bersih kebun, yang suka becek-becekan, banjir, sawah, atau pekerja yang mengharuskan turun ke banjir, mohon bisa menggunakan alat pelindung diri supaya tidak terluka dan terkontaminasi air yang mungkin sudah tercemar bakteri leptospiroid," tambah Irma.