Ahad 30 Mar 2025 23:55 WIB

Lebaran Datang, Pedagang Kulit Ketupat Senang: Sehari Laku 1.000 Pcs

Momen Lebaran menjadi berkah bagi para pedagang ketupat.

Rep: Wulan Intandari/ Red: Karta Raharja Ucu
Penjual asal Boyolali, Sinta, menjajakan dagangannya kulit ketupat di depan Gereja St. Albertus Agung, Jetis Yogyakarta, Ahad (30/3/2025).
Foto: Wulan Intandari/ Republika
Penjual asal Boyolali, Sinta, menjajakan dagangannya kulit ketupat di depan Gereja St. Albertus Agung, Jetis Yogyakarta, Ahad (30/3/2025).

REPUBLIKA.CO.ID, YOGYAKARTA -- Momen hari raya Idul Fitri membawa berkah tersendiri bagi para penjual anyaman kulit ketupat. Pada H-1 menjelang Lebaran 2025 ini, terlihat sejumlah penjual mulai menjajakan dagangannya tak terkecuali di Kota Yogyakarta.

Bahkan para penjual tersebut datang dari luar kota untuk mengais rejeki di Kota Gudeg ini, salah satunya Sinta, penjual asal Boyolali. Saat dijumpai di lokasi dia berjualan, Sinta mengatakan sudah dua hari menjual dagangannya di Yogja.

Setiap menjelang Lebaran, rupanya dia rutin menjual kulit ketupat. Perempuan berusia 38 tahun itu selalu menyediakan sekitar 600 hingga 800 pcs anyaman ketupat dengan harga Rp 1.000 per pcs nya. "Sudah dari kemarin jualan disini, h-2, h-1 Lebaran. Kalau hari ini sudah dari jam 4 pagi dan Alhamdulilah sudah laku 600 pcs," kata Sinta saat ditemui Republika, Ahad, (30/3/2025).

photo
Penjual asal Boyolali, Sinta, menjajakan dagangannya kulit ketupat di depan Gereja St. Albertus Agung, Jetis Yogyakarta, Ahad (30/3/2025). - (Wulan Intandari/ Republika)

Bisnis musiman yang hanya dua hari selama setahun yaitu dua dan satu hari sebelum hari Raya Idul Fitri ini sudah dijalaninya selama belasan tahun. Sinta tak menepis momen Lebaran menjadi berkah tersendiri untuknya. Apalagi ketupat telah menjadi ciri khas makanan Nusantara di waktu perayaan Hari Raya Idul Fitri, sehingga tak sedikit yang mencari kulit ketupat untuk memudahkan membuat hidangan ketupat hari raya tersebut.

"Dari dulu jualannya sudah di Yogja, alhamdulilah ada saja yang beli," ujarnya. Meski tak menyebut secara rinci berapa keuntungan yang bisa diperoleh, Sinta mengaku cukup untuk menghidupi dirinya dan keluarga di Boyolali.

Hal senada juga disampaikan penjual kulit ketupat asal Kulon Progo, Agus. Dia juga menjadi salah satu yang menjajakan dagangannya di depan Gereja St. Albertus Agung, Jetis Yogyakarta itu.

Agus terbilang otodidak membuat anyaman kulit ketupat itu. Pasalnya, dia mengaku dulu hanya belajar dengan melihat salah seorang teman yang juga membuat kulit ketupat tersebut. Kendati demikian, menjadi penjual kulit ketupat dadakan menjadi andalannya setiap tahun untuk memenuhi kebutuhan lebaran.

"Enggak kesulitan, sudah biasa. Dulu lihat dari teman-teman pada buat kupat ini terus saya coba buat. Hari ini sudah bikin sekitar 500 pcs," ungkapnya.

photo
Penjual asal Boyolali, Sinta, menjajakan dagangannya kulit ketupat di depan Gereja St. Albertus Agung, Jetis Yogyakarta, Ahad (30/3/2025). - (Wulan Intandari/ Republika)

Salah seorang pembeli, Dian, sengaja membeli kulit ketupat usai berbelanja persiapan lebaran di Pasar Kranggan Yogyakarta. Menurutnya, membeli kulit ketupat lebih praktis, pasalnya tak perlu mencari janur dan menganyamnya sendiri.

Bagi dia, lebaran tanpa adanya ketupat janur rasanya tidak afdol. "Sekalian belanja buat lebaran sekalian beli kulit ketupatnya jadi tinggal diisi beras lalu dimasak," katanya.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement