REPUBLIKA.CO.ID, YOGYAKARTA -- Setelah mengalami penurunan tajam beberapa waktu lalu, Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) mulai menunjukkan pemulihan yang stabil, Kamis (19/4/2025). Anjloknya pasar saham dalam negeri tersebut sempat memicu penghentian sementara perdagangan (trading halt) oleh Bursa Efek Indonesia (BEI).
Sentimen global yang negatif, harga komoditas yang melemah, hingga tren inflasi juga ikut menambah ketidakpastian perekonomian RI dalam beberapa waktu depan. Meski begitu, Kepala Departemen Manajemen Fakultas Ekonomika dan Bisnis UGM, I Wayan Nuka Lantara mengatakan kondisi saat ini tetap bisa dimanfaatkan oleh investor pemula apabila ingin belajar berinvestasi mengingat banyak saham yang bisa dibeli dengan harga murah per lembarnya.
"Sekarang ini sebenarnya justru bisa jadi waktu yang bagus untuk masuk, karena harga saham sedang diskon," ujarnya di Fakultas FEB UGM, Rabu (9/4/2025).
Akan tetapi, dia menekankan pentingnya memiliki sikap bijak dalam mengelola keuangan pribadi. Menurut Wayan, sebelum memulai investasi, masyarakat harus memastikan kebutuhan konsumsi terpenuhi terlebih dahulu. Jika memiliki dana darurat yang cukup, baru kemudian bisa mengalokasikan dana untuk investasi.
"Tapi bukan berarti asal beli. Pilih yang fundamentalnya kuat dan masa depannya masih cerah,” kata dia.
Wayan juga mengingatkan bahwa investasi bukan soal keberuntungan atau tren sesaat, apalagi saat ini, Indonesia sedang dalam kondisi ekonomi yang tidak stabil. Sehingga jangan sampai, keputusan emosional yang hanya ingin memburu cuan justru memperbesar risiko.
"Jangan sampai keinginan untuk untung besar membuat orang mengorbankan prinsip dasar. Punya penghasilan 10 juta tapi 9 juta diinvestasikan semua, bahkan sampai berani pinjam, itu sangat tidak disarankan,” ungkapnya.
Mengingat investasi merupakan produk jangka panjang dalam hitungan tahun, Wayan memberikan ramalan tren pasar setidaknya untuk tiga bulan ke depan. Dari analisanya, dia tidak melihat adanya sinyal positif yang kuat, bahkan cenderung mengarah pada pesimisme.
"Jika ingin tetap berinvestasi, pilih saham yang portofolionya baik " katanya.