Rabu 11 Jun 2025 20:34 WIB

Sultan HB X Buka Peluang PSIM Bermarkas di Stadion Maguwoharjo

Menurut Sultan, fasilitas olahraga di DIY seharusnya bisa dimanfaatkan bersama.

Rep: Wulan Intandari/ Red: Fernan Rahadi
Gubernur Daerah Istimewa Yogyakarta sekaligus Raja Kraton Ngayogyakarta Hadiningrat, Sri Sultan Hamengku Buwono X bersama Direktur Utama PSIM Yogyakarta, Yuliana Tasno di Kompleks Kepatihan Yogyakarta, Selasa (10/6/2025).
Foto: Wulan Intandari
Gubernur Daerah Istimewa Yogyakarta sekaligus Raja Kraton Ngayogyakarta Hadiningrat, Sri Sultan Hamengku Buwono X bersama Direktur Utama PSIM Yogyakarta, Yuliana Tasno di Kompleks Kepatihan Yogyakarta, Selasa (10/6/2025).

REPUBLIKA.CO.ID, YOGYAKARTA -- Gubernur Daerah Istimewa Yogyakarta sekaligus Raja Kraton Ngayogyakarta Hadiningrat, Sri Sultan Hamengku Buwono X, memberikan lampu hijau kepada PSIM Yogyakarta untuk menggunakan Stadion Maguwoharjo, Sleman, sebagai kandang sementara mereka dalam mengarungi Liga 1 musim 2025/2026.

Diketahui, PSIM, yang akan tampil di kompetisi kasta tertinggi sepak bola Indonesia musim depan, tengah mencari stadion alternatif sebagai markas latihan mereka mengingat stadion Mandala Krida yang biasa menjadi homebase utama PSIM belum bisa digunakan pasalnya proses renovasi tak kunjung dilakukan karena masih terganjal masalah hukum.

Selain itu, Stadion Mandala Krida juga tak memenuhi standar FIFA apabila hendak dipakai sebagai tempat latihan, sehingga Sultan HB X menyebut Stadion Maguwoharjo menjadi pilihan utama karena lokasinya yang relatif dekat dari Kota Yogyakarta dan sudah memenuhi standar Liga 1.

"Stadion itu kan tidak hanya berlaku untuk masing-masing kabupaten, yang penting kan disewa. Jadi bisa menggunakan di sana (Stadion Maguwoharjo), karena Mandala Krida belum memungkinkan karena masih ada persoalan hukum sehingga tertunda untuk direhab," kata Sultan HB X seusai menerima kunjungan manajemen PSIM di Kompleks Kepatihan Yogyakarta, Selasa (10/6/2025).

Menanggapi kemungkinan penggunaan stadion yang sama dengan klub sepak bola PSS Sleman, Sultan HB X menilai hal tersebut tidak menjadi persoalan. Baginya, fasilitas olahraga di DIY seharusnya bisa dimanfaatkan secara bersama tanpa adanya sekat administratif wilayah.

"Jangan dasar stadion posisinya di mana. Klub dari Jakarta yang basecamp di Jogja saja boleh. (Seharusnya) tidak ada masalah (berbagi homebase dengan PSIM) kan tidak digunakan bersamaan. Jangan memecah-mecah stadion hanya untuk tim-tim tertentu," ucapnya.

Lebih lanjut, Sultan HB X menyoroti pentingnya optimalisasi penggunaan fasilitas olahraga yang ada di DIY. Ia menyebut stadion-stadion yang belum memenuhi standar internasional seperti Kridosono tetap bisa dimanfaatkan untuk kegiatan latihan atau program pembinaan, daripada dibiarkan tidak digunakan.

Orang nomor satu di DIY ini juga mengingatkan semangat kolaboratif antardaerah seharusnya dikedepankan, terlebih ketika fasilitas tidak digunakan secara bersamaan.

"Tapi kalau lapangan untuk berlatih yang mungkin nanti perlu diperbaiki daripada menggunakan di Kenari, lebih baik di Stadion Kridosono aja. Sehingga daripada tidak digunakan, jadi lebih baik ada digunakan. Hal-hal seperti ini supaya ada kepastian bagi PSIM untuk berlatih," ujarnya.

Pernyataan Sultan HB X ini menjadi sinyal kuat bahwa PSIM dapat menjadikan Stadion Maguwoharjo sebagai homebase mereka musim depan. Keputusan ini juga menjadi bentuk dukungan nyata dari pemerintah daerah kepada klub kebanggaan masyarakat Kota Yogyakarta agar tetap dapat tampil maksimal di Liga 1.

Menyambut dukungan  itu, Manajer PSIM, Razzi Taruna, menyatakan pihaknya tengah mengupayakan agar tim tetap bermarkas di wilayah DIY yang dekat dengan basis pendukung mereka. Selain Maguwoharjo, stadion lain seperti Sultan Agung Bantul dan Moch Soebroto Magelang sempat dipertimbangkan, namun terkendala masalah penerangan stadion.

"Laga home itu kan yang kita harus menang dapat tiga poin, kalau home rasanya away pasti sulitlah," kata Razzi.

Ia juga menyebut Stadion Manahan Solo tidak masuk pertimbangan karena jarak tempuh yang dinilai terlalu jauh untuk sebuah laga kandang.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement

Rekomendasi

Advertisement