REPUBLIKA.CO.ID, YOGYAKARTA -- Tim Pengabdian Kepada Masyarakat Fakultas Psikologi Universitas Ahmad Dahlan (UAD) menggelar pelatihan Guru Pro Aktif yang diikuti oleh para guru SMP Muhammadiyah Banguntapan, Bantul, DIY, Selasa (27/5/2025). Tim pengabdian yang terdiri dari para dosen yakni Dessy Pranungsari, Muhammad Hidayat, dan Dian Kinayung mengadakan berbagai kegiatan dengan tujuan memberikan intervensi menyeluruh pada semua stakeholder komunitas sekolah baik pengelola, guru, siswa, dan orang tua siswa agar memiliki kesadaran dan memberikan kontribusi kepada pemberdayaan psikologis di SMP Muhammadiyah Banguntapan.
"Sebelumnya, telah telah dilakukan community asset mapping sebagai asesmen di lingkungan SMP Muhammadiyah Banguntapan yang kemudian ditindaklanjuti dengan kegiatan pojok konseling bagi siswa yang membutuhkan pemeriksaan dan layanan psikologis, kegiatan parenting untuk orang tua, konseling kelompok untuk pengelola, dan yang terakhir berupa pelatihan bagi guru," kata Dessy dalam siaran persnya kepada Republika, Jumat (13/6/2025).
Dessy menjelaskan, menjadi guru pro aktif ibarat menjadi guru yang memahami betul peran guru. Banyaknya pekerjaan, tuntutan administratif, konflik personal, dan berbagai hal lain dapat mempengaruhi cara mendidik guru.
Guru sebagai sosok panutan di lingkungan sekolah tentu memerlukan profesionalisme dalam bekerja. Melalui pelatihan ini, guru diajak memaknai kembali peran guru.
"Menjadi guru tentu tidaklah mudah, setiap tahun akan menghadapi berbagai persoalan yang berbeda. Namun, menjadi pendidik merupakan bagian dari perubahan dan proses pembentukan karakter siswa," katanya.
Ia menjelaskan, para guru diminta berefleksi kembali mengenai peran guru melalui 'Refleksi Film' pada sesi awal dalam pelatihan ini. Sehingga diharapkan guru terus bertindak pro aktif sebagai pendidik.
"Apalagi guru di SMP Muhammadiyah Banguntapan memilki peran lebih dari sekedar mendidik. Guru juga merupakan kader Muhammadiyah yang tidak hanya mampu mengintegrasikan ilmu dengan Al Islam kemuhammadiyahan, namun juga berkontribusi terhadap pencerahan di bidang akademik," katanya.
Pada sesi kedua, guru-guru SMP Muhammadiyah Banguntapan dilatih kemampuan berkomunikasinya dengan siswa. Guru-guru dilatih untuk melakukan komunikasi terapeutik, yaitu komunikasi baik verbal maupun non verbal yang bermakna sehingga membuat orang merasa lebih baik, menyembuhkan, dan menumbuhkan rasa nyaman dan tentram.
Pada akhir sesi, melalui sesi 'Mindfulness' guru-guru diajak untuk melakukan Muraqobah (sadar akan pengawasan Allah), Tafakkur (merenung), dan Tadabbur (Menghayati makna kehidupan).
"Mindfulness Islami ini dapat membantu guru dalam mengendalikan emosi, meningkatkan kesabaran, dan mendidik dengan hati yang tenang," katanya.
Guru-guru pun merasa senang mendapatkan pelatihan ini, karena pelatihan yang didapatkan mampu meningkatkan semangat menjadi seorang pendidik.
"Guru-guru menyadari, jika pelatihan ini diterapkan makan akan berdampak baik dan tidak banyak konflik saat bekerja. Pelatihan semacam ini dianggap perlu dilakukan secara berkala, sehingga harapannya kerja sama antara UAD dan SMP Muhammadiyah Banguntapan dapat terus berlanjut," kata Dessy mengakhiri.
Ikuti Whatsapp Channel Republika