Jumat 04 Jul 2025 10:21 WIB

UII Resmikan Fakultas Psikologi dan Fakultas Ilmu Sosial Budaya, Perkuat Kolaborasi Lintas Disiplin

Prof Masduki menekankan pentingnya peran perguruan tinggi dalam civil engagement.

Rep: Muhammad Andi/ Red: Fernan Rahadi
Universitas Islam Indonesia (UII) secara resmi meluncurkan Fakultas Psikologi dan Fakultas Ilmu Sosial Budaya dalam sebuah acara yang berlangsung khidmat di Auditorium Prof. KH. Abdul Kahar Mudzakkir, Kampus Terpadu UII, Rabu (2/7/2025).
Foto: Muhammad Andi
Universitas Islam Indonesia (UII) secara resmi meluncurkan Fakultas Psikologi dan Fakultas Ilmu Sosial Budaya dalam sebuah acara yang berlangsung khidmat di Auditorium Prof. KH. Abdul Kahar Mudzakkir, Kampus Terpadu UII, Rabu (2/7/2025).

REPUBLIKA.CO.ID, SLEMAN -- Universitas Islam Indonesia (UII) secara resmi meluncurkan Fakultas Psikologi dan Fakultas Ilmu Sosial Budaya dalam sebuah acara yang berlangsung khidmat di Auditorium Prof. KH. Abdul Kahar Mudzakkir, Kampus Terpadu UII, Rabu (2/7/2025). Peresmian ini menandai tonggak penting dalam sejarah UII, di mana kedua fakultas ini kini berdiri mandiri setelah sebelumnya bergabung.

Dekan Fakultas Psikologi UII, Dr Qurotul Uyun, dalam sambutannya mengungkapkan kebanggaannya atas momentum bersejarah ini. "Hadirin yang saya hormati, hari ini kita menyaksikan sebuah tonggak penting dalam sejarah perjalanan UII, yaitu peluncuran Fakultas Psikologi dan Fakultas Ilmu Sosial Budaya," ujarnya.

Ia menuturkan perjalanan panjang kedua fakultas ini. Fakultas Psikologi, yang awalnya berdiri pada tahun 1995, sempat bergabung dengan Fakultas Ilmu Sosial Budaya pada tahun 2004, yang saat itu baru memiliki Program Studi Ilmu Komunikasi.

Kini, kedua fakultas telah berkembang pesat. Fakultas Ilmu Sosial Budaya (FISB) saat ini menaungi empat program studi: Ilmu Komunikasi, Pendidikan Bahasa Inggris, Hubungan Internasional, dan Magister Ilmu Komunikasi. Senada dengan itu, Fakultas Psikologi juga memiliki empat program studi: Ilmu Psikologi, Program Profesi Psikologi yang baru saja mendapatkan SK, Program Magister Profesi Psikologi, serta Program Magister Sains Psikologi yang bahkan sudah memiliki angkatan pertama.

Qurotul Uyun menekankan pentingnya kemandirian kedua fakultas untuk dapat berperan lebih optimal dalam ranah akademik. "Saat ini tiba saatnya bagi diri kita untuk menemukan identitas diri kita masing-masing agar dapat berperan lebih optimal dalam akademik," katanya.

Ia menambahkan bahwa dunia psikologi menghadapi tantangan kompleks seperti kesehatan mental, dinamika relasi sosial pasca pandemi, dan kebutuhan layanan psikologis masyarakat yang berkaitan dengan nilai-nilai spiritual. Kemandirian Fakultas Psikologi diharapkan mampu menjawab tantangan-tantangan tersebut

Di sisi lain, FISB juga akan terus berkembang merespons dinamika sosial dalam bingkai Islam Keindonesiaan. "Saya berharap kita akan tetap bersinergi dalam berbagai agenda lintas interdisipliner dan untuk satu tujuan, UII yang berkomitmen mencerdaskan bangsa dan peradaban dunia," katanya.

Senada dengan itu, Dekan Fakultas Ilmu Sosial dan Budaya UII, Prof Masduki menyoroti sifat lintas disiplin ilmu sosial. "Ilmu sosial budaya adalah lintas disiplin dan saya dari awal berpikir, apa ini harusnya namanya adalah Faculty of Interdisciplinary Studies. Nanti prodi-prodi baru itu akan bergabung, yang visinya adalah investasi pengetahuan, bukan hanya sekadar untuk revenue profit," ungkapnya.

Prof Masduki juga menekankan pentingnya peran perguruan tinggi dalam civil engagement. "Mulai hari ini kita berharap dan berkomitmen untuk membangun keterlibatan dengan masyarakat sipil di luar kampus. Kami segera mendorong tahun ini supaya infrastruktur untuk FISB itu segera disiapkan," katanya.

Rektor UII, Fathul Wahid, menganalogikan pemekaran ini sebagai sebuah 'pencangkokan'. "Bagi saya sendiri ini ibaratnya adalah sebuah pencangkokan. Dahulu pohonnya bernama Fakultas Psikologi, kemudian dicangkok. Mulai dari Ilmu Komunikasi, Pendidikan Bahasa Inggris, Hubungan Internasional. Dipotong lalu ditanam, harapannya keduanya membesar," jelasnya.

Ia berharap pemekaran ini akan menjadi 'rumah tumbuh baru' bagi kedua fakultas dan menegaskan bahwa ini bukan sekadar pemisahan, melainkan upaya untuk mendorong kerja sama dan kolaborasi interdisipliner. "Jangan sampai pemisahan ini dianggap sebagai proses yang nanti tidak ada kemungkinan untuk kolaborasi," katanya.

Ketua Bidang Pengembangan Pendidikan Yayasan Badan Wakaf UII, Prof Allwar turut hadir dan menyatakan dukungan penuh dari yayasan. "Pagi ini adalah momentum yang sangat penting bagi kita. Dapat berkumpul bersama dalam acara launching Fakultas Psikologi dan Fakultas Ilmu Sosial Budaya. Perjalanan panjang sangatlah menjadikan ini semua sebagai sebuah pembelajaran bagi kita semua," tuturnya.

Ia menegaskan komitmen yayasan untuk membantu perkembangan pendidikan dan pembangunan kedua fakultas, yang juga telah masuk dalam master plan yayasan, baik dari segi kualitas maupun kuantitas.

Acara peluncuran ini diharapkan menjadi awal bagi peningkatan kualitas pendidikan, penelitian, dan pengabdian masyarakat dari kedua fakultas, serta semakin memperkuat kontribusi UII dalam mencerdaskan bangsa dan peradaban dunia melalui kolaborasi lintas disiplin.

 

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement

Rekomendasi

Advertisement